mobilinanews

F1 2022: Wahh! Tifosi dan Media Italia Mulai Mengusik Carlos Sainz, Dibilang Tak Guna di Ferrari!

Kamis, 02/06/2022 00:18 WIB
F1 2022: Wahh! Tifosi dan Media Italia Mulai Mengusik Carlos Sainz, Dibilang Tak Guna di Ferrari!
Carlos Sainz (Spanyol/Ferrari) menikmati podium 2 di GP Monaco 2022, sebaliknya dianggap merugikan Charles Leclerc. (Foto: planetf1)

mobilinanews (Italia) - Ada guyon yang sejak dulu melekat pada pembalap Ferrari. Bahwa tifosi dan media Italia lebih tahu dan lebih berkuasa di dalam tim. Jika kedua pihak ini mulai mencemooh, bisa dipastikan si pembalap bakal gerah di dalam tim. 

Contoh terbaru adalah Sebastian Vettel, pembalap Jerman yang gabung Ferrari setelah meraih 4 gear F1 berama tim Red Bull Racing. Ia jadi bulan-bulanan media dan tifosi ketika Chalres Leclerc masuk Ferrari di musim 2019 dan mempau mengalahkannya.

Vettel yang temperamental pun merespons dengan cara menyulut rivalitas pribadi dengan Leclerc yang sekejap jadi anak emas Ferrari.

Tim pun memutus kontrak Vettel di akhir musim 2020 dan hengkang ke tim Aston Martin yang mengambil alih tim Racing Point.

Di mata publik dan media, Ferrari adalah milik bersama dan menjadi tim nasional yang mewakili martabat Italia di kancah balap dunia.

Perlakuannnya sama terhadap Gli Azzurri, timnas sepakbola Italia. Pantang salah kalau tak ingin `dihajar` dengan kalimat-kalimat pedas. 

Sikap demikian kini mulai mengarah kepada Carlos Sainz, pendamping Leclerc sejak musim 2021. Ia jadi bulan-bulanan usai insiden kegagalan Ferrari meraih kemenangan di GP Monaco lalu.

Pemicunya bisa jadi adalah tulisan jurnalis F1 terkenal, Giorgio Terruzzi, di koran Corriere della Sera yang berpengaruh di Italia. Ia menuduh Sainz memainkan strategi sendiri di balapan itu. Ia tak terlihat ingin membantu Leclerc yang sejak awal jadi favorit kuat menjadi juara dan peraih pole position saat itu.

Lagi pula, Leclerc sedang berjuang melawan Max Verstappen (Red Bull) di jalur perebutan gelar juara dunia tahun ini.

"Sainz egois," tulis Teruzzi.

Teruzzi mengakui, tim memang salah menerapkan strategi pitstop pertama Leclerc yang terlambat dan berimbas ke pitstop kedua tak lama kemudian.

Sudah panik karena kesalahan pertama, ada miskomunikasi antara tim dengan Leclerc untuk pitstop kedua. Saat sama Sainz ternyata sudah masuk pit lebih dulu.

Leclerc diinformasikan untuk mununda masuk pit, namun terlambat karena mobilnya sudah keburu masuk gerbang pitlane. Itu membuat Leclrec harus antri di belakang Sainz dan kehilangan banyak waktu.

Yang jadi sorotan publik dan Teruzzi adalah sikap Sainz yang dalam race itu cenderung ingin memperlihatkan kemampuannya mengalahkan Leclerc seperti musim lalu ia buktikan.

Rujukannya adalah komentar Sainz seusai balapan. Pembalap Spanyol ini justru memuji strategi Ferrari yang menurutnya jitu. 

"Jika tak terhalang mobil lain dan menyita banyak waktu jelang pitstop, seharusnya saya masuk lintasan kembali di depan Sergio (Perez) dan bisa memenangi balapan," kata Sainz yang faktanya tak telihat berusaha keras menyalip Perez yang akhirnya juara dan Sainz sendiri P2, sedangkan Leclerc di P4 di belakang Verstappen.

Itu yang ditafsirkan sebagai niat awal Sainz yang memang bertarung untuk dirinya sendiri. Ia seolah sudah cukup senang jika berhasil finish di depan Leclerc. Membuat Terruzzi berang den menyebutnya egois, yang tentu saja bisa mempengaruhi opini pembacanya.

"Ia merasa sanggup jadi pemenang. Itu yang ia tunggu-tunggu selama ini dan ingin ia tunjukkan di Ferrari," lanjutnya.

"Carlos tak berguna di Ferrari. Ia finish P2 tapi di belakang Perez, itu bukan sebuah strategi hebat," pungkas sang jurnalis. (rnp)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo