mobilinanews

MotoGP 2022: Butuh Ulangan Keajaiban Drama Rossi - Hayden 2006, Semangati Quartararo ke Valencia

Selasa, 01/11/2022 17:29 WIB
MotoGP 2022: Butuh Ulangan Keajaiban Drama Rossi - Hayden 2006, Semangati Quartararo ke Valencia
Fabio Qiartararo (Prancis/Yamaha). (Foto: yamaha)

mobilinanews (Spanyol) - Managing Director Yamaha Lin Jarvis jadi saksi dan sangat tersakiti saat Valentino Rossi jatuh di GP Valencia dan kehilangan gelar yang sudah dalam satu genggaman tangan.

Saat itu The Doctor masuk seri Valencia dengan keunggulan 8 poin atas alm Nicky Hayden (AS/Honda). Sial, dia jatuh dan retire sementara Hayden finish P3 dan jadi juara dunia 2006. Andai finish 8 Besar saja saat itu maka Rossi yang juara dunia.

"Dalam olahraga ini apa saja bisa terjadi, hal sama bisa terjadi kapan saja," kisah Jarvis soal drama 16 tahun lalu.

Karena itu pula bos besar tim Yamaha itu tetap semangat dan terus menyemangati Fabio Quartararo menuju race terakhir tahun ini di Valencia, 4-6 November 2022. Ia paham situasi Quartararo jauh lebih sulit dari Hayden pada 2006 itu. Kini Quartararo masuk Valencia dengan defisit 23 poin atas rider Ducati Francesco Bagnaia. 

Quartararo harus juara untuk buka celah meraih gelar. Tapi, dengan catatan Bagnaia terjatuh atau hanya finish ke-15. Meski juara tapi jika Bagnaia finish ke-14 saja dengan tambahan 2 poin maka trofi MotoGP kembali ke tanah Italia setelah yang terakhir dibawa Rossi pada 2009. Jika Quartararo hanya finish P2, maka gelar beralih ke rival biarpun finish tanpa poin.

"Ya, kami harus menang dan itu pun tak mudah. Sementara rival tampak dalam posisi lebih mudah. Tapi, ingat, Valencia salah satu trek yang sangat sulit. Banyak yang bisa terjadi," tandasnya.

Quartararo pun berpikir seperti bosnya, bahwa segala sesuatunya bisa berubah hanya dalam satu race. 

"Setidaknya kami masih punya peluang meskipun sangat kecil. Untuk kesempatan kecil itu saya akan kerahkan semua kemampuan," kata juara dunia 2021 itu.

Di seri pamungkas ini fokus Quartararo hanyalah bertarung untuk menang. Apa hasil akhir dari Bagnaia ia kesampingkan. Dan, ia siap ambil resiko apa pun untuk raih kemenangan itu. Ia mengaku justru tak lagi terbebani mental pada race ini. 

Bisa jadi justru mental Bagnaia yang terbebani. Seperti ia katakan, jika bermain aman dan hati-hati bisa jadi malah lebih terbuka kemungkinan dirinya membuat kesalahan atas masalah lain.

"Mudah mengatakan cukup finish P14, tapi saat balapan hal itu tak akan mudah. Saya akan memilih balapan normal saja, tetap mengincar P1 di akhir lomba," kata murid Rossi itu. 

Para tifosi dan Ducatisti tentu tak berharap ia alami hal serupa sang guru pada musim 2006. Tapi, siapa yang bisa menjaminnya? (rnp)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo