mobilinanews

DFSK Gelora E Semakin Moncer di Pasar Otomotif dengan Inovasi Produk dan Bisnis

Minggu, 26/02/2023 18:35 WIB
DFSK Gelora E Semakin Moncer di Pasar Otomotif dengan Inovasi Produk dan Bisnis
Mobi DFSK Gelora E yang telah menjadi bagian dari operasional Pupuk Kaltim

mobilinanews (Jakarta) - DFSK Gelora E semakin menguatkan posisinya sebagai kendaraan listrik niaga pertama di Indonesia.Meluncur pada April 2021 mobil listrik bongsor ini telah menjadi game changer di pasar kendaraan komersial.

Mobil ini banyak dilirik para pengusaha karena memiliki daya angkut yang besar sehingga sangat mendukung usaha bisnis angkutan barang maupun penumpang. Apalagi ia dibekali mesin listrik yang sangat efisien.

Untuk daya angkutnya cukup mentereng didukung dimensi panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm dan tinggi 2.000 mm. Ia bisa mengangkur tujuh sampai 11 penumpang, sehingga akan sangat menguntungkan untuk usaha.

Soal efisiensi, DFSK Gelora E sangat ramah kantong dalam operasional. Pasalnya ia menggunakan teknologi Lithium-ion berkapasitas 42 kWH, yang bisa menempuh 300 Km. Didukung fast charging, pengisian daya 20 hingga 80% hanya membutuhkan waktu 80 menit.Berbekal mesin canggih itu, DFSK Gelora E hanay butuh Rp200 per kilometer.

Inovasi Produk

Meskipun sudah menyediakan produk terbaik, DFSK Indonesia tak berpangku tangan. Produk ini terus disesuikan dengan kebutuhan. Terbaru mereka menyulapnya menjadi mobil ambulans lengkap yang bisa menjadi kendaraan taktis saat keadaan darurat. Inovasi itu dipajang di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.

Jauh sebelum itu, DSFK aktif mengikutsertakannya dalam program pemerintah baik di area lokal Jakarta sebagai angkuatn umum ramah lingkungan. Saat itu bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta, Gelora E diuji coba sebagai angkota di Jalan Sudirman hingga Thamrin.

Selain itu mobil tersebut juga terlibat mendukung aktivitas pariwisata hijau di Danau Toba, Sumatera Barat dan dijadikan angkutan saat hajatan akbar G20 di Bali. Perjalanan panjangnya semakin menegaskan kualitasnya sebagai mobil listrik niaga yang punya kualifikasi tinggi.

deModel DFSK Gelora E yang disulap menjadi mobil ambulans

Inovasi Bisnis

Tak berhanti memberikan kejutan untuk pasar. Pada IIMS 2022, petinggi DFSK juga mengumumkan bahwa Gelora E akan mulai diproduksi di Cikande, Jawa Barat. Masuk dalam line-up yang dibuat lokal membuat harganya semakin terjangkau. Ia akan dijual mulai Rp350 juta.

Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobile di IIMS mengungkapkan mereka telah mempertimbangkan dengan matang dan memutuskan untuk memproduksi DFSK Gelora E, baik blindvan maupun minibus di Indonesia.

"Hal ini tentu akan memberikan dampak positif, khususnya dari segi harga, karena sudah diproduksi secara lokal dan membuat harga jualnya ke konsumen menjadi semakin terjangkau," kata Alexander, Kamis (16/2) di JIExpo, Kemayoran.

Inovasi produk dan bisnis yang dilakukan DFSK membuat Gelora E semakin punya kans untuk menjadi pemimpin dalam pasar kendaraan niaga di Tanah Air. Itu sebabnya banyak perusahaan fleet mulai tertarik meggunakan jasa Gelora E.

Ikut Kurangi Emisi CO2

Salah satunya adalah respons dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Mereka meminang lima unit DFSK Gelora E model minibus sebagai bagian kendaraan operasional perusahaan mereka pada ajang IIMS 2023.

Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan Pupuk Kaltim terus menggagas inovasi dan kolaborasi untuk menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Sebelumnya seluruh kendaraan motor operasional sudah diganti ke motor listrik.

"Kali ini kami bergerak ke kendaraan roda empat. Kerja sama dengan DFSK ini adalah langkah lanjutan dari Pupuk Kaltim yang memiliki visi menjadi pelopor transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia. Melalui kolaborasi ini, kami dapat mendorong tercapainya target Net Zero Emission di tahun 2060,” tutur Rahmad, Kamis (16/2)

Potensi besar DFSK Gelora E akan semakin terbuka ke depan karena saat ini perusahaan-perusahaan besar di Indonesia mulai dituntut untuk mengurangi emisi gas buang (CO2) dalam berproduksi.

Kebijakan itu diekseskusi dalam kebijakan Program Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri, menindaklanjuti komitmen pemerintah dalam pertemuan G20 di Pittsburgh tahun 2009 tentang Pengurangan Gas Rumah Kaca.(erwin)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo