mobilinanews

Negara Kecil di Samudra Hindia Ini Siapkan Dana Rp8 Triliun Untuk Datangkan Balap F1, Apa Kabar Indonesia?

Jum'at, 02/06/2023 01:20 WIB
Negara Kecil di Samudra Hindia Ini Siapkan Dana Rp8 Triliun Untuk Datangkan Balap F1, Apa Kabar Indonesia?
Gelegar balap Formula 1, diharapkan kembali ke benua Afrika, ke sebuah negara di Samudera Hindia. (Foto: f1)

mobilinanews (Zanzibar) - Sejak penyelenggaraan F1 diambil alih Liberty Media pada 2017, populasi penggemar dan minat penyelenggaraan memang tumbuh pesat. Banyak negara antri, termasuk mereka yang di benua Afrika.

Jika belakangan negara-negara Timur Tengah berlomba menggelar F1 tentu tak mengejutkan lantaran mereka punya duit tak berseri. Tapi, jika Zanzibar, sebuah negara pulau kecil di timur Afrika mengajukan diri sebagai tuan rumah tentu mengejutkan. Dan, itulah yang terjadi.

Negara pulau di lepas pantai Tanzania itu hanya seluas 2.462 km per segi dengan jumlah penduduk hanya 1,8 juta pada 2022. Sebagai perbandingan, areal dan jumlah penduduk itu jauh lebih kecil dari Pulau Madura di Jawa Timur. Hanya setengahnya.

Tapi, ambisi dan semangat pemerintahnya sangat besar untuk ikut cawe-cawe di kancah balap paling prestisius di planet ini, Formula 1.

Pemerintah melalui Badan Otoritas  Promosi dan Investasi Zanzibar sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 juta Euro atau sekitar Rp 8 Triliun untuk menggelar F1. Biaya itu termasuk membangun sirkuit sepanjang 7 km yang akan jadi salah satu trek terpanjang di dunia, berikut fasilitas penunjang seperti hotel, wacana hiburan dan taman alami.

"Kami senang dan merasa terhormat mendapat restu dari Yang Mulia Presiden Zanzibar dan Ketua Dewan Revolusi untuk memperkenalkan motorsport ke Zanzibar," kata Toufiq Salim Turky, juru bicara proyek tersebut.

"Ini akan menjadi pengubah permainan bukan untuk balapan itu sendiri, tetapi karena itu akan membawa Afrika dan Zanzibar ke panggung dunia pariwisata dan jasa," lanjutnya sambil menegaskan tujuan utamanya adalah meningkatkan industri jasa dan pariwisata di negaranya.

Saat ini Afrika satu-satunya benua yang tidak masuk kalender F1. Kali terakhir F1 di sana berlangsung pada 1993 di Sitkuit Kyalami, Afrika Selatan, negara yang terbilang besar dan modern di Afrika. Pada edisi terakhir itu Alain Prost menjadi juara dan mengunci gelar dunianya.

Dalam beberapa tahun belakangan muncul desakan agar F1 dimainkan lagi di Afrika dengan negara unggulan penyelenggara adalag Afsel yang masih punya Kyalami. Lewis Hamilton, satu-satunya pembalap kulit hitam di F1, salah satu yang rutin menyuarakan hasrat itu. Terlebih setelah ia mengunjungi sejumlah negara Afrika.

Afsel sendiri sudah ajukan diri lagi menjadi tuan rumah dan tunggu kata oke dari Management FOM.

Kalaupun Zanzibar disetujui jadi penyelenggara, itu baru bisa terwujud setelah tahun 2030-an. Pasalnya, pihak Zanzibar sendiri menargetkan pembangunan sirkuit dan segala macamnya butuh waktu 6 sampai 7 tahun.

Nah, layak ditunggu apakah Zanzibar akan duluan jadi penyelenggara F1 dibandingkan negara besar Indonesia yang saban tahun punya wacana bikin sirkuit F1 dan penyelenggaraannya. Entah di Mandalika atau trek baru yang katanya akan dibangun di Bali atau Sumatra. (rnp)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo