mobilinanews

Memahami LFP Sebagai Bahan Baterai dan Klaim Lebih Unggul Dibanding Kobalt dan Nikel

Selasa, 23/01/2024 06:29 WIB
Memahami LFP Sebagai Bahan Baterai dan Klaim Lebih Unggul Dibanding Kobalt dan Nikel
BYD Atto 3 (Foto: krm).

mobilinanews (Jakarta) - Lithium Ferro-Phosphate (LFP) menjadi pusat perhatian dalam debat keempat Pilpres 2024 setelah disebut oleh calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

LFP, logam yang umumnya digunakan dalam baterai isi ulang lithium-ion, kini mendapat sorotan karena perannya dalam penyimpanan energi listrik pada perangkat seperti handphone, laptop, dan kendaraan listrik (electric vehicle atau EV).

Dilansir oleh Reuters pada Selasa (23/1/2024), di tengah popularitas yang meroket dari EV, penggunaan LFP diungkapkan dapat mengurangi biaya produksi EV karena baterai, yang merupakan komponen termahalnya, dapat menggunakan bahan ini untuk mengurangi biaya produksi.

LFP semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi dan diakui sebagai bahan yang lebih ekonomis dibandingkan nikel dan kobalt.

Stanley Whittingham, seorang profesor di Universitas Binghamton di New York dan penerima Nobel 2019 atas karyanya dalam pengembangan baterai lithium-ion, menyebut kesannya terhadap LFP.

“LFP lebih murah dibandingkan kobalt dan nikel dengan biaya transportasi yang jauh lebih rendah dan rantai pasokan yang lebih aman,” kata Stanley.

Pakar baterai, Lukasz Berdnarski, percaya bahwa minat produsen mobil untuk memproduksi kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau dapat menjadi salah satu faktor di balik meningkatnya popularitas LFP.

"LFP memberikan performa yang cukup baik dengan biaya yang lebih rendah, sehingga menjadi proposisi menarik bagi kendaraan listrik kelas menengah," katanya.

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo