mobilinanews

MotoGP 2024: Jorge Martin Diprediksi Pisah Dengan Pramac Ducati Akhir Musim Ini, Tim Ini Yang Diincar

Sabtu, 16/03/2024 00:18 WIB
MotoGP 2024: Jorge Martin Diprediksi Pisah Dengan Pramac Ducati Akhir Musim Ini, Tim Ini Yang Diincar
Jorge Martin (Spanyol), kemungkinan musim 2024 ini adalah yang terakhir bersama Pramac Ducati. (Fotov motogp)

mobilinanews (Italia) - Pemimpin tim Pramac Ducati Gino Borsoi tampak pasrah jika akhir musim 2024 akan ditinggal pembalap andalannya, Jorge Martin. Ternyata, ini sebabnya.

"Suka atau tidak, kebersamaan kami dalam tim ini mendekati babak akhir," kata Borsoi.

Pasalnya, obsesi pembalap asal Spanyol itu sejak dua tahun lalu adalah meraih kursi permanen di tim pabrikan Ducati. Meski sudah direncanakan Ducati untuk dimainkan dalam tim pabrikan pada 2023, faktanya kemudian Martin kalah pamor dengan Enea Bastianini. Berkat performa apik di musim 2022 bersama tim Gresini, akhirnya Bastianini yang jadi pendamping Francesco Bagnaia pada musim 2023 dan 2024.

Tahun lalu Martin nyaris mengalahkan Bagnaia dalam perebutan gelar, dan jika  berhasil maka syarat ke tim pabrikan 2024 sudah terpenuhi. Sayang, gagal lagi.

"Musim 2024 ini sasaran utama Jorge tetap masuk tim utama Ducati tahun depan. Jika tidak maka yang ia incar adalah tim pabrikan lain di luar Ducati. Jadi, hampir pasti ia akan tinggalkan Pramac," imbuh Borsoi.

Martin sendiri sempat mengatakan hal yang sama. Ambisinya adalah naik ke tim pabrikan. Prioritasnya buat Ducati.

"Jika tidak, saya cari opsi di tim pabrikan lain. Saya tak ingin lebih lama lagi di tim satelit," kata runner up MotoGP 2023 itu.

Bisa jadi masalahnya bukan hanya soal status, tapi mungkin saja terkait soal finansial yang tidak disinggung Borsoi maupun Martin.

Sejak ditinggal Andrea Dovizioso, Ducati mengubah kebijaksanaan keuangannya dengan memotong anggaran sekitar 50%. Salah satu konsekuensinya adalah pengurangan gaji para pembalap Ducati, tapi di saat sama memberikan bonus besar kepada mereka yang berhasil masuk 5 Besar, apalagi 3 besar, atau P2 dan sang juara.

Kabarnya Ducati hanya membayar maksimal 2 juta euro  atau sekitar Rp 3,6 miliar per tahun untuk pembalapnya di tim satelit.

Tapi, semakin besar poin diraih maka semakin besar bonus yang dipetik. Karena itu dalam dua tahun belakangan hanya Bagnaia yang bisa menembus angka pemasukan di atas 10 juta Euro. Karena itu pula Ducati sulit menerapkan team order karena perebutan poin adalah perebutan jumlah uang yang lebih banyak.

"Antara peringkat 4 atau 5, selisihnya dengan P3 berarti jumlah uang yang sangat banyak," ucap Jack Miller saat menjadi team mate Bagnaia pada 2021-2022. 

Bisa jadi itu pula salah satu alasan Bastianini dan Martin yang acap berikan perlawanan keras kepada Bagnaia.

Kembali ke Borsoi. Tokoh motorsport Italia ini memahami rencana yang akan ditempuh Martin. Ia dukung karena Martin memang sudah selayaknya di tim pabrikan.

"Ia sudah buktikan salah satu pembalap tercepat di grid. Atau ia adalah rider tercepat di samping Bagnaia. Ia siap  bekerja sangat keras musim ini untuk mendapatkan kursi tahun depan sebagai rekan setim Bagnaia."

Perjuangan yang tentunya tak mudah. Bagnaia sendiri sudah perpanjang kontrak yang artinya hanya kursi Bastianini saja yang dalam pertaruhan musim depan. Martin tentu harus setidaknya menaklukkan Bastianini untuk dapat peluang. Jika bisa mengalahkan Bagnaia dalam perebutan gelar, maka tiket langsung ke pabrikan datang dengan sendirinya.

Perjuangan Martin kini semakin berat. Bukan hanya Bastianini atau Marco Bezzecchi yang tadinya disebut-sebut sebagai rival menjadi team mate Bagnaia. Kini Marc Marquez (Gresini Ducati) pun masuk daftar pesaing ke tim pabrikan. 

Debut Marquez di GP Qatar di atas Desmosedici GP23 semakin mempertegas potensi Marquez ke baris depan MotoGP tahun ini, sekaligus peluang ke tim pabrikan Ducati tahun depan. (rn)

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo