Soal Insentif Mobil Hybrid, Jokowi Mengaku Masih Melakukan Kajian Mendalam
mobilinanews (Jakarta) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku masih mendiskusikan dengan Menteri Ekonomi dan Perindustrian mengenai masa depan insentif untuk mobil hybrid.
Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendukung perkembangan industri otomotif yang ramah lingkungan.
Pada acara pameran PEVS 2024, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pembahasan insentif tersebut sedang berlangsung aktif.
"Saat ini, kami tengah mengkaji insentif untuk mobil hybrid bersama Menteri Ekonomi dan Perindustrian," ungkap Jokowi saat mengunjungi PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimudin, menjelaskan bahwa program insentif untuk mobil hybrid akan berakhir pada tahun 2024. Namun, evaluasi terus dilakukan untuk menilai apakah insentif tersebut masih relevan dan diperlukan.
"Program insentifnya akan berakhir pada tahun 2024 karena masa pemerintahan saat ini berakhir pada tahun tersebut. Kami akan terus mengevaluasi kebutuhan insentif untuk menentukan apakah perlu diperpanjang atau tidak," jelas Rachmat.
Rachmat juga menegaskan bahwa meskipun insentif tambahan mungkin dibutuhkan, insentif untuk mobil listrik telah tersedia, seperti Pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnMB) sebesar 0 persen dan kemudahan pajak tahunan.
Langkah-langkah ini telah memberikan dorongan bagi industri mobil listrik untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Rachmat menambahkan, Pemerintah telah memberikan insentif untuk mendukung pertumbuhan industri mobil listrik. Kami akan terus melakukan evaluasi dan berkomunikasi dengan pemerintah berikutnya. (krm)
