Pebalap Muda Miko : Antara Slalom, Drifting Dan Balap Motor

Rabu, 13/05/2015 06:26 WIB

mobilinanews.com (Jakarta) - Selasa (12/5) siang, sebuah Toyota Alphard warna putih parkir persis di depan kantor redaksi mobilinanews. Pengemudinya tak lain Miko Mahaputra (17 tahun) dan Ratih Widyawati, sang ibu duduk di sebelahnya. Mereka sengaja berkunjung ke kantor redaksi untuk sebuah wawancara khusus.

Ngobrol menjadi menarik, karena berlangsung di Warung Sarwono yang asri, masih di dalam komplek kantor redaksi. Lebih menarik kemudian sesi foto bisa dilakukan di beberapa lokasi, di antara lukisan, bawah pendopo hingga di atas becak.

Berikut petikan wawancara dengan pebalap muda berbakat yang mendapat julukan ‘kracy kids’ ini.

Apa target balap Miko tahun ini?
Akan konsentrasi di ajang slalom. Targetnya bisa menjadi juara nasional. Seru nih, karena persaingan ketat sudah terjadi di dalam tim. Di Toyota Team Indonesia (TTI) GT Radial ada Anjasara, Alinka dan Adrianza yang dinilai memiliki kemampuan setara.
Ini tahun ketiga, saya di TTI. Sudah berjuang di kelas A dan F (Free For All). Tahun ini, fokus di kelas F. Masih di peringkat 6 sih. Tapi musim kompetisi slalom tahun ini masih panjang. Prinsip, kalah memang itu biasa dalam slalom.

micoratih

Lebih suka slalom apa drifting?
Masing-masing memiliki tingkat menarik yang berbeda, meski basic-nya hampir sama. Kalau slalom itu dituntut berkreasi, drifting lebih detil. Tapi saat ini fokus slalom. Saya sudah 5 tahun main slalom, sejak kelas 2 SMP. Tahun pertama privateer, tahun kedua dengan tim sendiri dan 3 tahun terakhir ini bersama TTI.

Tetapi kenapa drifting sekarang seperti mati suri?
Ya, aku nged-down di drifting sejak datangnya para drifter mengandalkan horse power besar. Kalau mesin ber-hp 1000 seperti Diego sato ya berat. Itu yang merusak drifting. Horse power mainded.  Kalau mau menang harus ikut-ikut ke sana. Costnya mahal banget.

Tapi, tahun 2013 dan 2014, Mico juga sempat balap turing di Sentul? Tipe suka penasaran dengan balap lain?
Iya, waktu itu turun dengan mobil Audi dan Lamborghini aja. Kepingin coba, dan menarik juga. Tapi, tahun ini stop dulu aktivitas balap, karena mau kuliah di Singapura. Aku akan kuliah di James Cook University, ambil bisnis. Target dalam 3 tahun bisa selesai S2. Setelah itu, plan melanjutkan sekolah pilot di Amerika.

Kalau begitu, akan stop dong aktivitas buat balap?
Kemungkinan begitu. Tetapi lihat nanti saja. Kalau kuliah di Singapura katanya banyak libur juga. Perayaan hari besar agama apa saja, libur beberapa hari. Begitu libur ya buat mengikuti event slalom di Jakarta.
Ya nanti mengikuti zaman saja. Kalau selesai kuliah nanti slalom masih seru ya lanjut di sana.

Balik lagi ke slalom, apa strateginya menghadapi event tahun ini?
Kalau dua tahun terakhir aku mulai juara di seri-seri awal, baik di kelas A maupun kelas F. Kali ini agak beda, lebih santai. Kayak main catur saja. Makin ke sini makin fokus. Biar lawan terkecoh. Hehe.

Mico dijuluki krazy kids di ajang slalom karena drive stylenya yang agresif dan atraktif. Apa tanggapan Mico?
Senang aja. Hekehe

Siapa kompetitor paling berat di ajang slalom?
Sebenarnya kompetitor paling berat ya melawan diri sendiri. Karena itu, kalau kalah, aku tidak pernah menyalahkan orang lain. Di tim juga tidak pernah ada instruksi untuk team order.

Bagaimana dengan hukuman menjatuhkan kun yang 5 detik? Beberapa peslalom mengeluh sanksi itu mematikan?
Ada yang bilang, memang itu berat. Tapi menurut aku, itu serunya. Peslalom yang menjatuhkan kun pasti tidak bisa bersaing di final. Bayangkan saja, waktu tempuh di slalom itu hanya 1 menit sekian detik. Kalau jatuh ya selesai.

Maka sampai seri kedua slalom kemarin, poinnya acak-acakan. Juara satu di seri pertama Bandar Lampung, seperti Alinka, sama sekali tidak bisa tampil di final seri 2 BSD City karena di heat siang menjatuhkan kun.

Siapa peslalom favorit Mico?
Banyak yang bagus. Kalau teknik, tidak ada yang mengalahkan James Sanger. Tapi, Anggana lebih berani mati. Raditya dari Jangkar Miring paling disiplin dan rajin berlatih dengan fasilitas lengkap.
Terus terang, aku suka mengidolai Wawan Hermawan.  Drive stylenya tidak berbeda banget dari yang lain. Kayaknya pelan, tapi dia membawa mobil dengan perfect.

Kalau di drifting, Miko sudah termasuk papan atas. Siapa drifter yang bagus menurut Miko?
Banyak yang bagus. Amandio pasti, lalu ada Rully ‘Dido’ Armando dan juga Rio Saputro. Drifting ini lebih detil, termasuk ketika harus membangun mobil hingga perfect. Mesti pakai time table, ada stepnya.

Siap kalau harus turun di event drifting?
Siap aja. Mobil (Nissan Cefiro) ada di garasi rumah (Pondok Indah), dan masih sering dirawat. Masalahnya kan dari tahun lalu event drifting itu masih katanya. Banyak katanya, tapi eventnya nggak ada.

Nanti kalau Miko kuliah di Singapura, bagaimana nasib mobilnya?
Mungkin akan dipakai adik. Anissa, adik yang baru mau naik kelas SMP sudah mulai belajar. Slalom dulu sih. Ada adik kembar cowok, masih 8 tahun. (Mico anak kedua dari 5 bersaudara).

Apa obsesi balap yang belum kesampaian?
Balap motor. Aku senang naik motor. Tapi nggak boleh sama mama. Takut mati nanti. Waktu sekolah, aku pakai Honda CBR.
Aku sempat mencetak rekor di SCBD, pakai Honda Supra menikung 90 km/jam. Lalu pakai Ducati punya teman, menikung 232 km/jam. Tapi rekor itu sudah ada yang ngalahin. (Ternyata Mico belum pernah cerita ke mamanya, soal dia ngebut naik motor di SCBD itu).

Terakhir, sebagai pebalap apa yang sudah Miko hasilkan?
Banyak. Selain prestasi, nama Mico sudah dikenal. Punya fans sendiri. Siapa nggak kenal Mico di slalom dan drifting!

TERKINI
Prediksi Bos McLaren, Kepergian Adrian Newey Awal Eksodus di Red Bull Racing, Termasuk Max Verstappen Pengunjung PEVS 2024 Tembus 40.500 Orang, Transaksi Capai Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Tandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine