10 Orang Ini Di Balik Sukses Night Race ISSOM 2018

Selasa, 21/08/2018 17:28 WIB

mobilinanews (Sentul) – Obsesi bisa menggelar balap malam dengan label Night Race ISSOM terwujud sudah. Semua pihak memberikan apresiasi, di tengah keterbatasan yang ada. Tahukah, ternyata hanya sekitar 10 orang ini di balik sukses balap mobil malam pertama di Asia itu.

“Ya, cuma ini timnya. Sekitar 10 orang termasuk Pak Paul Montolalu dan Ibu Vivi Montolalu partner kami dari ABM Enterprise. Kami mulai bekerja pada Desember tahun lalu. Hampir tiap hari pulang larut malam, membuat rencana, satu demi satu dan kemudian mengeksekusinya,”  tutur Lola Moenek , GM Sirkuit Sentul kepada mobilinanews.

Tidak ada sponsor (di luar dari ABM Enterprise, dan kemudian bertambah Gazpol Racing Team), namun mimpi harus terwujud. “Apalagi, semangatnya adalah untuk merayakan 25 tahun  Sirkuit Sentul, anak-anak melakukannya dengan  semangat 45,” lanjut Srikandi Otomotif Indonesia itu.

Ini dia 10 orang tim inti Night Race ISSOM

Padahal, untuk proyek prestisius ini seperti yang dikatakan Lola, tidak ada yang dibayar. Semua gotong royong dan kerja bakti, untuk menunjukkan kepada Hutomo Mandala Putra dan H. Tinton Soeprapto selaku owener sirkuit. Bahwa sirkuit Sentul masih eksis.

“Hanya semangat yang kami punya. Semua untuk sirkuit Sentul, ulang tahun ke-25. Kami berhutang budi dengan sirkuit Sentul yang telah membesarkan saya dan keluarga, serta telah menjadi sandaran hidup bertahun-tahun,” celetuk Mul Yana, karyawan Sentul bagian Racing Committee.

Mungkin nggak banyak tahu jika beberapa element di lintasan untuk balap malam hari dengan cara diakali. Misalnya, mata kucing untuk pembatas sirkuit dibikin dari bahan yang ada di toko kelontong, yang harganya sangat murah, tapi fungsinya sama.

Perwakilan ABM, Gazpol, ETCC dan Sentul

“Kalau beli mata kucing asli dengan biaya normal, itu sih biasa. Semua bisa melakukan dan mudah. Tapi, dengan biaya minimalis, dengan hasil maksimal, itu baru seru,” ujar Ir. Sigit Widyanto, anggota tim 10 yang lain.

Dan lagi, jika memakai mata kucing seperti yang dipakai di jalan raya itu membahayakan pembalap dan  dilarang oleh badan bermotor dunia FIA.

Terkait dengan lampu penerangan di sepanjang 4 km lintasan sirkuit Sentul, diterangkan oleh mereka. Bahwa dalam regulasi FIA soal balap malam, ada dua opsi : memang gelap atau terang sama sekali.

“Kami pilih opsi tengah, gak gelap dan gak terang benderang. Dan, dari babak penyisihan pada Jumat malam hingga race day Sabtu malam, perlombaan berlangsung lancar serta tidak ada accident yang sempat membuat kami was-was juga,” sambung Ato, anggota tim yang lain.

Vivi Montolalu, CEO ABM Enterprise yang langsung berhubungan dengan manajemen Sirkuit Sentul ikut terlibat dalam rapat-rapat penting kesiapan hingga seminggu terakhir menjelang pesta digelar.

“Salut dengan SDM di bawah komando bu Lola Moenek. Dan selalu melibatkan komunitas , mendengar keluhan serta berusaha mengakomodir. Terakhir, yang soal lampu karena dianggap ada beberapa titik yang dianggap kurang, pun segera kita respon,” ungkap Vivi.

Dan, sejarah balap malam pun terukir 18 Agustus 2018. (budi santen)

TERKINI
Pengunjung PEVS 2024 Tembus 4.500 Orang, Transaksi Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Menandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine Presiden Jokowi Puji Pameran PEVS 2024 dan Berkeliling Diberbagai Jenis Kendaran Listrik