Kamis, 06/09/2018 05:30 WIB
mobilinanews (Jakarta) - PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) sebagai produsen truk dan bus Hino yang diproduksi dan dibuat di Indonesia selalu menyesuaikan untuk kebutuhan pasar nasional dan kemudahan bisnis para pengusaha Indonesia.
Selain dari sisi konsumen, Hino juga mengembangkan produk sesuai dengan kondisi nyata dilapangan dan juga regulasi pemerintah.
Hino senantiasa mengikuti dan mendukung setiap kebijakan yang ada. Dimana kendaraan Hino dibuat sesuai dengan spesifikasi bahan bakar yang ada di masyarakat.
Mulai dari B10, lanjut ke B15 sampai saat ini pemerintah mulai implementasi B20 atau perpaduan 20 persen minyak nabati dengan 80 persen solar.
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024
PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
“Hino sejak awal B20 dicanangkan oleh pemerintah, sudah siap untuk menggunakan B20. Karena kendaraan yang Hino produksi selalu dilakukan pengembangan dan penyesuaian mengikuti kondisi yang ada di Indonesia,” ujar Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI.
Hino sejak tiga tahun yang lalu telah melakukan pengujian pada mesin dengan teknologi common rail dengan metode uji engine bench test.
Pengujian tersebut dilakukan di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP-BPPT) selama 400 jam dengan beban penuh pada putaran mesin maksimum yaitu 2.500 rpm selama 8 jam/ hari.
Metode uji tersebut merupakan metode yang disarankan oleh prinsipal Hino di Jepang yaitu Hino Motors, Ltd. yang diklaim lebih memaksa mesin melakukan performa maksimal jika dibandingkan dengan road test atau kondisi pemakaian aktual di jalan.
Hasilnya untuk mesin Hino tidak ada fenomena yang membahayakan pada pengujian tersebut, hanya ada penyumbatan filter bahan bakar yang diakibatkan oleh glicerol dan selulosa hasil blending bahan bakar kelapa sawit dan solar.
Namun dengan kontrol dan perawatan yang benar akan dapat mencegah atau diminimalisir penyumbatan filter tersebut dan hasilnya mesin Hino telah lulus uji menggunakan bahan bakar biodiesel B20.
Hasil pengujian terhadap mesin berteknologi common rail yang memperoleh hasil memuaskan tersebut, secara otomatis membuktikan bahwa penggunaan biodiesel B20 tidak akan berpengaruh terhadap mesin berteknologi mekanikal.
Hasil pengujian tersebut juga sudah dilaporkan ke Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM sebagai salah satu bentuk komitmen Hino dalam mendukung kebijakan pemerintah.
“Kami juga menghimbau kepada pemerintah untuk menyempurnakan proses pencampuran solar dan FAME agar meminimalisir efek samping yang ditimbulkan bagi kendaraan,” tambah Santiko.
Jadi, tidak perlu khawatir lagi karena produk Hino telah lulus uji dan siap menggunakan bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20. (anto)
Keyword : Hino Hino Truck Hino Indonesia Hino Motors Sales Indonesia bahan bakar biodiesel 20 persen B20 minyak nabati solar program pemerintah regulasi pemerintah HMSI lulus uji