F1 2019: Borong 4 Seri Awal, Bos Mercedes Malah Gemetaran

Selasa, 30/04/2019 18:10 WIB

mobilinanews (Azerbaijan) -  Meraih 4 kemenangan di empat seri awal kompetisi 2019 dengan status finish 1 - 2, membuat pembalap dan tim Mercedes sangat kokoh di puncak klasemen pembalap maupun konstruktor.

Sekaligus membuat rekor baru dalam sejarah F1, tim pertama yang sukses meraih one-two finish dalam 4 seri awal kompetisi.

Tapi, gemerlap prestasi itu justru membuat bos Mercedes, Toto Wolff, gemetaran, was-was dan harus setiap saat berusaha menjaga harmonisasi tim.

 Kedua driver-nya, Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton, kini memimpin klasemen sementara dengan selisih hanya 1 poin.

Yang membuat Wolff panik adalah potensi munculnya rivalitas pribadi keduanya karena sedikit saja kesalahan bisa jadi pemantik 'api besar' dalam tim.

"Saat ini mereka memang respek satu sama lain. Namun, kompetisi keras seperti F1 sangat rawan memunculkan konflik internal. Saya masih trauma dengan apa yang kami alami sepanjang musim 14, 15 dan 16," tegas Wolff.

Ini mengingatkan musim 2014-2016 yang diwarnai persaingan tak sehat, kasar, dan membahayakan diri masing-masing antara Hamilton dan Nico Rosberg. Usai juara dunia 2016, Rosberg pun mendadak pensiun dari F1.

"Valtteri maupun Lewis sama-sama punya ambisi jadi pemenang dan punya kemampuan menjadi juara dunia tahun ini. Kami, bersama mereka berdua, harus menjaga situasi agar tak ada rivalitas negatif. Harus diingat, dalam situasi seperti itu bisa saja lawan mengambil keuntungan. Harus dijaga agar kasus Nico dan Lewis tak terulang," imbuhnya.

Kecemasan Wolff jelas masuk akal. Bottas yang pada dasarnya pendiam dan tak banyak bacot di paddock, justru tampil sangar begitu di atas lintasan.

Ia dan manajer pribadinya sangat sadar, hanya gelar dunia tahun ini yang akan menjamin statusnya terangkat di kancah F1 dan tentunya sekaligus dengan salary dan aspek komersial lainnya.

Musim ini ada kesempatan dan wajib dipertaruhkan semaksimalnya. Berada di atas Hamilton saat ini, kalau bisa harus bertahan sampai akhir musim.

Dan, semua juga tahu bagaimana temperamental Hamilton saat berlaga. Driving skill-nya oke namun acap terpancing emosi sehingga acap timbulkan kontroversi. Di sisi lain, ia pun masih lapar gelar dunia meski sudah 5 kali meraihnya.

Situasi itu jelas bikin Wolff was-was mengarungi race berikutnya. Sebagai penanggungjawab tim, ia yang harus merawat situasi agar tetap kondusif.

Dan, di F1 berikut segenap kepentingannya, itu jelas bukan pekerjaan mudah. (rnp)

TERKINI
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024 PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!