Curhatan Orang Tua Pembalap & Sanksi Diskualifikasi di ISSOM Sentul

Sabtu, 21/09/2019 02:02 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Terkait hasil putusan tim panel banding ISSOM, mendapat respon dari orang tua pembalap.

"Sebagai pembalap baru, mestinya keputusan yang diambil tidak hanya berorientasi teknik, melainkan juga pertimbangan lain yang lebih bijak," ujar Ari Utama, ayahanda Mirza Putra Utama.

Selain itu, Ari menyayangkan yang tanda tangan hasil tim panel banding bukan ketua IMI. Tapi hanya 3 anggota tim panel yang notabene tak terkait secara struktural IMI.

"Dulu zaman Pak Nanan Soekarna, Ketua IMI yang tanda tangan hasil keputusan tim panel banding," kata Ari.

Lalu, soal kelas ITCR Max itu kan jelas artinya modifikasi  (meski tidak sebebas-bebasnya). Tapi di regulasi yang sekarang terkesan ditahan-tahan, alias setengah hati.

"Kalau ditahan-tahan begitu nanti teknologi gak akan masuk-masuk Indonesia. Padahal kita perlu memiliki kelas King. Mudah aja kok, acuan balap mobil FIA aja," sebut Ari.

Lalu dia memberi contoh kesuksesan di ajang speed offroad ketika Haji Sam membuat banyak terobosan terkait teknologi, dengan membuka kelas UTV hingga  tubular FFA.

Terakhir, Ari yang hobi adventure offroad memberi masukan kepada IMI, pihak komisi serta Racing Committe untuk secara berkala memberikan penyuluhan kepada para pembalap.

"Penyuluhannya bisa beragam, dari yang teknik dasar balapan, fungsi bendera, tata cara protes hingga update terbaru terkait regulasi," ungkap Ari.

Dengan begitu, akan menjadi proses pemintaran kepada para pembalap utamanya yang baru masuk ajang balap mobil ISSOM di Sentul. (bs)

 

TERKINI
Prediksi Bos McLaren, Kepergian Adrian Newey Awal Eksodus di Red Bull Racing, Termasuk Max Verstappen Pengunjung PEVS 2024 Tembus 40.500 Orang, Transaksi Capai Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Tandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine