F1 Jepang 2019: Terancam Badai di Suzuka, Hamilton Mengungsi ke Tokyo

Sabtu, 12/10/2019 10:57 WIB

mobilinanews (Jepang) - Panitia membatalkan semua sesi GP Jepang pada Sabtu, 12-10-2019, ini akibat topan super Hagibis yang akan masuk Jepang.

Juara dunia bertahan Lewis Hamilton (Mercedes) pun mengungsi ke Tokyo, 300 km dari Suzuka. 

Ia terbang pada Jumat (11/10) malam usai pengumuman. Menurutnya tinggal di hotel lebih baik daripada bertahan di trackside base tim Mercedes di Suzuka.

Libur sehari, tanpa berkutat dengan analisa berbagai data teknis yang njlimet.

Calon juara dunia 2019 ini setuju dengan keputusan FIA dan penyelenggara untuk membatalkan sesi FP3 dan menunda rangkaian kualifikasi (Q1, Q2, Q3) yang sedianya berlangsung pada Sabtu (12/10).

Ia percaya semuanya berdasarkan prosedur dan perhitungan yang matang, demi keselamatan pembalap maupun penonton.

Pemindahan jadwal kualifikasi hanya 4 jam jelang race, justru disambut positif.

"Perubahan format ini sangat keren. Anda harus masuk ke dalam dua pola pikir yang  berbeda dan dua irama yang berbeda. Ini tantangan yang sangat berbeda, dan saya suka tantangan seperti ini," kata driver kulit hitam pertama dan satu-satunya di F1 itu.

Sebagian besar pembalap, termasuk anak-anak Ferrari yang jadi pesaing Hamilton, menyambut baik keputusan yang diambil FIA demi keselamatan.

"Ini memang baru ramalan cuaca dan bisa saja meleset seperti acap terjadi. Tapi, saya yakin tak ada orang yang ingin mempertaruhkan jiwanya dalam sebuah ancaman," kata Sebastian Vettel.

Mewakili para pembalap secara resmi, Romain Grosjean (Haas) yang merupakan Ketua GPDA (Grand Prix Drivers Associatioan) menilai itu adalah keputusan yang sangat tepat dan tak perlu didebat.

"Arah angin memang bisa saja berubah dan sebagainya. Tapi, berdasarkan data yang dihimpun, ancaman itu sudah sangat dekat. Topan seperti ini membahayakan pembalap di lintasan, penonton di tribun, dan semua orang di sirkuit. Saya penyuka kite surfing, jadi paham benar soal angin," katanya.

Meski begitu ada juga yang setengah hati menerima keputusan itu. Kimi Raikkonen (Alfa Romeo), misalnya, salah satu pembalap senior di grid F1 tahun ini.

`Mestinya tak usah terburu-buru memutuskan. Semua orang bilang akan buruk. Saya sudah berkali-kali ke sini. Di masa lalu beberapa kali ramalan cuaca ternyata meleset, saat hari H-nya justru terang benderang."

Begitu juga Nico Hulkenberg (Renault). Ia mendukung keputusan yang dibuat, tapi harusnya tidak terburu-buru.

"Dicoba dulu apakah benar-benar harus diundur atau tidak, tergantung seperti apa cuacanya," tegas Hulkenberg yang memang pembalap yang menyukai wet race, seperti pernah ia atraksikan di Sirkuit Sentul, Bogor, Indonesia.

Jika ada yang maih ingat 13 tahun lalu, tepatnya 10 Desember 2006, pembalap Jerman itu memenangi balapan seru A1GP dalam kondisi hujan sangat deras plus angin kencang dan visibiliti yang sangat terbatas di Sentul.

Ini wet race paling sangar sepanjang sejarah balap A1 Grand Prix. (rnp)

TERKINI
Prediksi Bos McLaren, Kepergian Adrian Newey Awal Eksodus di Red Bull Racing, Termasuk Max Verstappen Pengunjung PEVS 2024 Tembus 40.500 Orang, Transaksi Capai Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Tandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine