6 Seri Awal Berantakan, Ini Skenario Pebisnis F1

Minggu, 15/03/2020 21:44 WIB

mobilinanews (Inggris) - FIA dan Leberty Media dengan sejumlah anak perusahaannya ingin cetak rekor 22 races per tahun mulai musim 2020. Tapi, apa daya, virus Corona datang sebagai penghalang. Bisa menghelat 17 ronde saja sudah bagus.

Empat seri awal (Australia, Bahrain, Vietnam, China) sudah pasti batal. GP Belanda (3 Mei 2020) dan Spanyol (10 Mei) pun sudah ada gejala batal akibat terbatasnya ruang gerak masyarakat Eropa akibat Corona, terutama Italia.

Para pebisnis yang mengendalikan sirkus F1 macam CEO Liberty Chase Carey dan Direktur Pelaksana Ross Brawn pun sangat pusing mengatur jadwal agar serial balap yang memutar dana puluhan triliun rupiah itu tak rugi terlalu besar. Mereka kini sibuk mengatur kalender agar bisa menampung balapan dalam 17 samapi 19 seri saja, dalam waktu yang semakin sempit.

"Jumlah itu pun akan sangat bergantung kapan bisa menggelar seri pembuka," kata Brown.

Ia berharap seri perdana bisa digelar di GP Monaco pada 24 Mei sesuai jadwal awal. Begitu juga ronde berikut di Azerbaijan (7 Juni) dan Kanada, Prancis, Austria, dan Inggris pada 19 Juli bisa tepat waktu. Dengan begitu jadwal kosong pada 26 Juli bisa dipakai untuk gantikan satu seri yang batal, entah nantinya di sirkuit mana.

Setelah itu maka mereka pun menetapkan tak ada sesi libur pada Agustus seperti tradisi selama ini. Jadwal saat ini, usai GP Hungaria pada 2 Agustus maka seluruh agenda F1 diliburkan hingga GP Belgia pada 30 Agustus. Nah, dalam jeda 3 minggu itu bisa digelar 3 seri pengganti. Artinya, jatah libur itu justru jadi penuh kesibukan karena ada 5 balapan sepanjang Agustus.

"Tentu saja semua skenario ini harus dengan persetujuan tim. Saya rasa mereka akan fleksibel. Ini solusi agar tim juga tak terkena dampak ekonomi yang terlalu besar," kata Brawn, tokoh di balik sukses Michael Schumacer meraih 7 gelar F1 di tim benetton dan Ferrari.

Untuk lima seri padat pada Agustus itu juga akan diberlakukan aturan khusus agar meringankan tim. Race weekend yang biasanya tiga hari (jumat sampai Minggu) dipotong menjadi 2 hari (Sabtu dan Minggu) saja dengan mempersingkat sesi regular.

Opsi lain adalah memperpanjang kompetisi hingga Desember, dan jika perlu hingga Januari 2021.

Itulah skenario penyelamatan bisnis F1 yang diharapkan bisa terlaksana.

"Kami berusaha mencari celah apa pun agar kompetisi bergulir. Tapi, sangat tak mudah memprediksi apa yang akan terjadi di depan," imbuh Carey.

Betul kata Carey karena virus Corona melesat jauh lebih cepat dari speed mobil Lewis Hamilton dan tak terduga arahnya. Jika seri Monaco tak bisa dihelat tepat waktu, maka saat itu juga Carey dan rekan-rekannya harus kembali berpikir keras. (rnp)

 

 

 

TERKINI
Dukung Pengembangan Pendidikan Vokasi, AHM-Wahana Makmur Sejati Buka Teaching Factory di Tangerang MMKSI Luncurkan Pajero Sport dan New Xpander Cross Limited Edition, Hanya 800 Unit di Indonesia! Hadirkan Gaya Berkelas, Vespa Rilis Vespa Primavera dan Vespa Sprint 2024 Terbaru! Cara Mudah Merawat Cat Doff Pada Kendaraan, Yuk Simak!