F1 Austria 2020: Kontroversi Keadilan Seputar Lewis Hamilton

Senin, 06/07/2020 03:51 WIB

mobilinanews (Austria) - "Saya terima semua hukuman yang mereka pikir pantas saya terima." Ucapan pasrah itu dilontarkan Lewis Hamilton di GP Austria 2020 yang penuh drama, dimana ia menjadi salah satu korban.

Hukuman pertama diterimanya setengah jam sebelum balapan pada Minggu (5-7-2020) di Sirkuit Red Bull Ring.

Posisi start-nya di front row mendampingi Valtteri Bottas mendadak dimundurkan steward ke posisi ke-4.

Ia dianggap mengabaikan lampu kuning saat kualifikasi sehari sebelumnya, saat insiden Bottas terperosok ke gravel dan rerumputan sirkuit.

Padahal tak lama usai insiden itu, steward memutuskannya tak bersalah karena lampu menyala saat ia tepat melintasi lokasi kejadian. 

Bahwa kemudian berubah menjadi bersalah tak lain karena protes keras tim Red Bull dengan bukti baru rekaman video dari sudut berbeda. Penalti mundur posisi start membuat pembalap Red Bull Max Verstappen maju menjadi pembalap front row.

"Saya pada akhirnya juga merasa punya salah di situ," aku Hamilton karena tidak sempat mengurangi kecepatan pada momen tersebut.

Yang perlu digarisbawahi dalam kasus ini adalah pendirian steward yang berubah cepat karena protes tim lain. Padahal Hamilton sama sekali tak diuntungkan karena tetap kalah dari Bottas dalam perburuan pole sitter. 

Hukuman kedua terjadi beberapa menit sebelum balapan berakhir. Dianggap bersalah saat terjadi benturan dengan Alex Albon (Red Bull).

Untuk kasus ini sejumlah pengamat berpikir itu adalah racing incident semata yang tak perlu dipenalti. Beberapa lainnya menilai Albon yang terlampau agresif berusaha menyalip dari sisi luar.

Tapi, pengawas lomba menilai pada saat itu posisi mobil Albon sudah di depan (terbukti dengan roda  kanan belakangnya yang menabrak roda kiri depan mobil Hamilton) sehingga harus diprioritaskan. S

juga menilai mobil Hamilton sedikit melebar menutup lawannya. Ia dihukum 5 detik, membuat posisinya yang harusnya runner up jadi terlempar ke luar zona podium, jadi P4.

Juara dunia bertahan itu menilai kasusnya semata racing incident, normal terjadi dalam balapan. Namun, itu tadi, ia pasrah terima hukuman dan tak ngotot ajukan protes lewat tim Mercedes meski petinggi tim menilai hukuman itu terlampau kejam.

Dua kasus itu bertolak belakang dengan misi keadilan dan kesetaraan ras dan golongan yang tengah diperjuangkan Hamilton dalam dua bulan terakhir lewat kampanye antirasisme bertajuk #BlackLivesMatter.

Pembalap berkulit hitam ini juga yang mengusung thema itu ke kancah F1 dengan livery hitam di mobil balapnya. Ia juga yang menginisiasi acara hening cipta dan berlutut seluruh pembalap sebelum balapan. Semuanya mengenakan kaos bertuliskan ajakan mengakhiri prilaku rasisme.

Nyatanya tak semua pembalap ikut berlutut. Ada enam orang yang tetap berdiri, termasuk Verstappen dan Charles Leclerc, dengan alasan mereka  punya cara sendiri untuk mendukung gerakan antirasisme.

Sialnya lagi, ada anggapan yang berkembang bahwa kampanye itu adalah arena pencitraan Hamilton sendiri dan untuk kepentingannya sendiri. 

Satu hal lagi yang menjadi sorotan di GP Austria soal keadilan adalah ketaatan pada protokol kesehatan terkait Covid-19. FIA sudah tetapkan panduan lengkapnya dengan sanksi yang tak patuh dikeluarkan dari sirkuit.

Namun, steward tidak memberikan sanksi apapun kecuali teguran (itu pun katanya) saat Sebastian Vettel tertangkap basah berbincang dengan dua petinggi tim Red Bull, tanpa  menggunakan masker dan abaikan ketentuan jaga jarak.

Pertanyaannya, apa dan untuk siapa sebenarnya keadilan itu? (rnp)

 

 

 

 

 

TERKINI
Dukung Pengembangan Pendidikan Vokasi, AHM-Wahana Makmur Sejati Buka Teaching Factory di Tangerang MMKSI Luncurkan Pajero Sport dan New Xpander Cross Limited Edition, Hanya 800 Unit di Indonesia! Hadirkan Gaya Berkelas, Vespa Rilis Vespa Primavera dan Vespa Sprint 2024 Terbaru! Cara Mudah Merawat Cat Doff Pada Kendaraan, Yuk Simak!