Sabtu, 15/08/2020 05:30 WIB
mobilinanews (Banda Aceh) - Sesuai rencana, agenda kegiatan Touring Perdamaian Aceh 2020 yang digelar 12-14 Agustus diramaikan bikers dari Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Aceh.
Namun mendadak, puluhan anggota Pengda IMBI Aceh yang telah terlanjur ikut start, menarik diri dari rangkaian acara.
Nah lho! Ada apa nih?
Sejatinya, touring yang dimulai dari kantor Bupati Aceh Tamiang di Kuala Simpang pada Rabu (12/8/2020) bakal menyusuri Pantai Timur Aceh. Beberapa kota dan kabupaten dilewati rombongan, serta singgah di kota Lhokseumawe, Sigli dan finish di Banda Aceh. Total jarak tempuh sekitar 470 km.
IMBI Aceh Siap Menyambut Ratusan Bikers, dari Berbagai Daerah Hingga Mancanegara, Ternyata Ini Acaranya
Reza Dofit Lestari Dipilih Sebagai Ketua HDCI Jakarta Pusat Dalam Muscablub, Ini Faktor Yang Menguatkan
Dorong Ekonomi Berkelanjutan, HOGERS Indonesia Gandeng 20 UMKM dan Dunia Kreatif di HI-Drone Ke-II
Namun, isyu panas sempat beredar beberapa hari menjelang kegiatan. Pemicunya adalah anggaran biaya yang diajukan Kepala Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh (BRA). Tercantum angka Rp 305 juta lebih. Inilah yang menjadi perkaranya.
Tak hanya itu, Ketua BRA Fahkrurrazi Yusuf mengeluarkan pernyataan bahwa usulan dana touring tersebut merupakan usulan dari IMBI Pengda Aceh.
Padahal bukan seperti itu. Wajar jika Iskandar Hadipriatna selaku Ketua IMBI Pengda Aceh berang.
"Itu pernyataan sepihak dari BRA, bahwa dana itu kami yang minta. Tak masuk akal, sebab kami tidak pernah mengajukan, apalagi dikaitkan dengan biaya pelaksanaan touring. Ini benar-benar keterlaluan," kesal Bang Nando, sapaan Ketua IMBI Pengda Aceh.
Padahal BRA yang menggandeng IMBI demi mensukseskan acara peringatan hari Damai Aceh yang ke-15 tahun itu.
"Karena mengingat satu daerah dan tujuannya perayaan hari perdamaian, kami siap ikut meramaikan," tutur Bang Nando, Ketua IMBI Pengda Aceh yang kedua kalinya.
Akhirnya, semua bikers yang terlanjur start, mengundurkan diri dan balik pulang.
"Apa mereka tak tahu, moge kami saja harganya Rp.150 juta sampai Rp.1,8 miliar sanggup dibeli, masak hanya gara-gara anggaran bahan bakar kami jadi bulan-bulanan," berang Iskandar Hadipriatna yang menunggangi BMW R1200.
Akhirnya kegiatan itu secara resmi dibatalkan pelaksanaannya.
"Sesuai masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh selaku penanggung jawab administrasi keuangan memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan kegiatan," jelas Syukri M Yusuf selaku Kepala Sekretariat BRA.
Nah, gitu dong! (BangVe)