F1 2020: Apa Itu HALO? Dulu Dicaci, Kini Disyukuri Driver F1

Senin, 30/11/2020 22:08 WIB

mobilinanews (Bahrain) - Semua orang bilang perangkat HALO menjadi penyelamat jiwa Romain Grosjean saat alami kecelakaan hebat di GP Bahrain, Minggu (29/11/2020).

Pembalap tim Haas itu pun bilang kalau tak ada HALO mungkin ia tinggal kenangan. Padahal, dulu pembalap membenci alat itu, termasuk Grosjean.

HALO adalah perangkat safety yang dipasang setengah lingkaran di atas kokpit mobil balap single seater. Berupa palang bulat yang terbuat dari bahan titanium dengan berat 9 kg dan dihubungkan dengan rangka mobil dalam tiga titik.

Ide awalnya adalah melindungi kepala pembalap yang jadi penyebab kematian terbesar saat terjadi kecelakaan.

Lingkaran ini juga jadi pelindung saat ada benda yang melayang ke arah pembalap, seperti ban yang copot dari mobil yang celaka di depan seorang pembalap, misalnya.

Piranti ini bukan bagian yang dibuat oleh masing-masing tim. Saat ini, ada tiga kontraktor FIA yang memproduksinya dengan spesifikasi yang sama untuk semua jenis mobil single seater.

Desain awal diperkenalkan FIA pada 2016, diuji sepanjang 2017 dan pada 2018 menjadi perangkat wajib di mobil F1. Belakangan juga wajib pakai di kancah balap F2, F3, F4 (mulai musim 2021), Formula E, IndyCar dan sejumlah balap formula lainnya.

Pada awalnya hampir semua pembalap F1 menentang bahkan mencaci penerapan aturan itu. Benda ini dianggap justru menghalangi pandangan. Merasa aneh seolah dalam sangkar, dan disebut itu ide gila, konyol, kurang kerjaan dan sebagainya.

"Saya bersama Romain termasuk yang menentang. Kini justru alat itu yang menyelamatkan jiwanya," kata Kevin Magnuson, teammate Grosjean di Haas.

Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel yang kala itu driver paling berpengaruh pun ikut mengkritik FIA. Tapi, FIA tak terpengaruh dan terus lanjutkan proyek atas nama keselamatan.

Terlebih setelah hasil riset dari 40 kecelakaan yang terjadi, terbukti HALO menjadi pelindung kepala yang efektif.

"Kini sudah sangat jelas HALO menjadi penyelamat," kata Hamilton.

Max Verstappen sang driver Belanda yang terkenal suka bicara lantang pun akui kesalahannya di masa lalu.

"Saat pertama memakainya, saya mengkritik keras. Jelek dan tak bermanfaat. Sekarang kita tak bisa berkata apa-apa lagi. HALO yang menyelamatkan Romain dan saya senang dengan hal itu," kata punggawa tim Red Bull itu. (rnp)

 

 

 

TERKINI
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024 PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!