Jum'at, 11/06/2021 12:30 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memprediksi penjualan mobil tahun 2021 akan mencapai 750 ribu unit. Hal ini dilihat dari geliat ekonomi yang mulai membaik dari waktu ke waktu, yang ditandai dengan recovery dari pandemi covid-19 yang menahun.
Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto mengakui penyebab menigkatnya penjualan juga diikuti dengan kebijakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang digalakan pemerintah dalam dua skenario 0% untuk mobil dibawa 1.500cc pada Mei 2021, dilanjutkan dengan relaksasi PPnBM 50% untuk mobil diatas 1.500cc hingga 2.500cc.
"Mudah-mudahan di tahun 2021 ini ada peningkatan signifikan. Penjualan kita proyeksikan di 750 ribu unit. Agar kita nanti di tahun 2022, mudah-mudahan kita bisa kembali ke angka normal di 1,1 juta atau 1,2 juta unit. Itu harapan kita," kata Jongki dalam Webinar bertema `Sektor Otomotif Nasional: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang`," Kamis (10/6/2021).
Ia menjelaskan penjualan mobil sempat menurun tajam di tahun 2020, saat pandemi Covid baru meyebar di Indonesia karena pembatasan aktivitas dan banyak pabrik dan dealer terapaksa tutup.
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024
PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
"Kalau bicara saat pandemi 2020, tentu penjualan kita ngedrop sampai ke 532 ribu unit atau turun sekitar 50 persen tapi saat itu produksi masih bertahan di 700 ribu unit. Banyak aktivitas yang tidak jalan sehingga penjualan turun drastis," terangnya.
Jongki menambahkan dalam empat bulan terakhir pada tahun 2021 ini, terjadi peningkatan penjualan yang cukup signifikan.
Lonjakan tinggi terjadi bulan Maret, dimana penjualan wholesales menjadi 85 ribu unit. Namun menurun di April 2021 menjadi 79 ribu unit.
"Memang di Mei 2021, turun cukup banyak. Hanya 50-an ribu unit, kerena bulan pendek. Kalau kita bilang karena adanya Lebaran, adanya libur panjang di pabrik maupun di dealer yang menjual retail kepada masyarakat," ungkapnya. (elk)