Gokart : Selain Penalti 30 Detik, Rafael Kamal Juga Terancam Sanksi Disiplin Dari IMI!

Jum'at, 05/11/2021 09:03 WIB

mobilinanews (Sentul) - Ternyata tak hanya sanksi penalti 30 detik yang diberikan kepada Rafael Kamal karena dengan sengaja "membuang" Calvin Wibowo di lap terakhir race final kelas Mini Rok putaran 5 Kejurnas Gokart Eshark Rok Cup di Sentul International Karting Circuit (SIKC), Bogor, Minggu (31/11/2021) lalu.

Tetapi juga terancam sanksi disiplin atas tindakan un-sportif yang dilakukan terhadap pegokart lain tersebut dari IMI Pusat selaku induk organisasi olahraga bermotor di Indonesia. 

"Untuk pelanggaran yang dilakukan pegokart Rafael Kamal, kami sudah menjatuhkan sanksi penalti 30 detik, sesuai pasal 5.2.7 Peraturan Karting IMI 2021. Namun insiden tersebut juga kami laporkan kepada IMI Pusat cc Waketum Olahraga Mobil," ungkap Anthony Sarwono, Steward Kejurnas Gokart Eshark Rok Cup 2021 dan Direktur On Road Olahraga Mobil IMI Pusat. 

Pasal 5.2.7 tersebut tertulis : Seorang pembalap apabila melakukan tindakan mendorong, menggiring (tanpa benturan) atau menabrak pembalap lain, baik dari depan (bloking), samping atau belakang (tegak lurus maupun diagonal) yang berakibat pembalap lain keluar lintasan dan pembalap tersebut memperoleh keuntungan posisi atau pembalap lain tersebut kehilangan posisi akibat kejadian tersebut, maka kepada pembalap tersebut akan dikenakan sanksi penalti waktu 30 detik sampai dengan pemberian bendera hitam/pemecatan."

Dari rekaman CCTV resmi dari penyelenggara, tampak jelas Rafa melakukan upaya meng-outin Calvin Wibowo. Yang pertama gagal dan Calvin tetap melaju, baru yang kedua berhasil mendorong gokart yang dikendarai Calvin hingga keluar lintasan, masuk ke rumput dan tidak bisa melanjutkan race.

Yang membuat nyesek Calvin, karena tinggal beberapa tikungan lagi balapan finish.    

Ternyata, tindakan un-sportif seperti yang dilakukan terhadap Calvin sang juara nasional kelas Cadet 2018 dan 2019 tersebut bukanlah yang pertama. Tercatat, sekurangnya telah 3 kali melakukan hal serupa kepada pembalap yang berbeda. Bahkan menurut salah satu orang tua pembalap, lebih dari itu.

Yang pertama kepada Qarrar Firhand pada awal 2019. Pihak Tanada Racing Team yang menaungi Qarrar, sampai melayangkan Banding ke IMI Pusat dan mendapat sanksi disiplin namun tetap mengedepankan edukasi.

"Saya agak lupa persisnya, tapi yang saya ingat IMI Pusat menjatuhkan sanksi disiplin tidak boleh melakukan aktifitas gokart selama beberapa bulan baik di tingkat nasional maupun nasional. Saya masih ingat, ada 2 surat yang kami layangkan ke IMI Pusat terkait Rafael tertanggal 19 Maret 2019," ungkap Faris Lutfi, manajer Tanada Racing Team. 

Kemudian yang kedua, terhadap Ghibran Raditya Febrian (SN Racing). Uniknya, Ibam - sapaan Ghibran - "dioutin" saat latihan, bukan di event Eshark Rok Cup seperti Qarrar dan Calvin.

"Pas hari latihan untuk gokart di SIKC (Sentul International Karting Circuit), dan dilihat banyak orang. Tim sempat emosi, namun bisa diredakan. Kami membuat laporan ke pengelola SIKC dan IMI. Saat itu, Rafa disanksi satu bulan tidak boleh melakukan aktifitas latihan dan balap di SIKC," terang Riki Febrian, ayahanda Ibam. 

Dari kejadian ini, artinya sanksi yang diberikan pengelola SIKC maupun IMI selama ini tidak berhasil membuat efek jera bagi Rafa. Karena kejadian sama berulang dan berulang lagi.

Lalu, kemudian mencuat pertanyaan : apakah tidak ada teguran, pemberitahuan hingga larangan dari orang tuanya bahwa tindakan yang dilakukan tersebut tidak hanya melanggar peraturan, merugikan pembalap lain, juga membahayakan keselamatan pembalap yang sebenarnya adalah temannya sendiri juga. 

Sudah saatnya IMI sebagai regulator dan pengayom pembalap, mempertimbangkan sanksi sekaligus edukasi yang bisa membuat efek jera.

Pasalnya, jika hal semacam ini dianggap hal biasa-biasa saja, justru kasihan kepada Rafael. Karena dia bisa dijauhi teman-temannya pembalap seusianya. Dan jika itu dilakukan di event international di luar negeri, pasti sanksinya akan tegas dan tidak ada kompromi.

Lebih kasihan, bukan? (tim mobilinanews)       

 

 

 

 

TERKINI
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024 PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!