Kaleidoskop (5 Maret) 2021 : Pecah Telor di Yas Marina, Modal Positif Sean Gelael ke FIA WEC

Rabu, 29/12/2021 16:18 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Setelah beberapa kali hanya meraih juara 2, baik di FIA F2 Championship maupun Asian Le Mans 2016, akhirnya Sean Gelael pecah telor naik podium puncak alias juara 1.

Tidak sekali, bahkan dua round sekaligus pada Asian Le Mans 2021 Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 12-13 Februari 2021. 

Kemenangan Sean Gelael di ajang balap ketahanan bergengsi 4 jam ini tak hanya membanggakan nama Indonesia, namun juga sangat berkesan bagi putra pasangan pereli senior Ricardo Gelael dan artis Rini S Bono ini.

Beberapa hari lalu, Sean Gelael bersama kedua orang tuanya diapresiasi secara khusus oleh Ketua Umum IMI Pusat Bamsoet beserta para pengurus IMI Pusat lainnya, yang dilanjutkan dengan press conference di kantor Ketua MPR-RI.  

Saat ini, pembalap Team Jagonya Ayam Indonesia ini tengah bersiap mengikuti kejuaraan dunia balap ketahanan WEC yang akan dilangsungkan di Eropa hingga Amerika Serikat.  

Berikut petikan wawancara dengan Sean Gelael :

Bagaimana perasaan Anda akhirnya bisa pecah telor sebagai juara 1 di Asian Le Mans 2021 Abu Dhabi?

Senang pastinya. Apalagi, secara effort kali ini saya dinilai lebih banyak berkeringat di tim. Salah satunya karena dalam balap ketahanan 4 jam tersebut, dalam 2 race, saya balap masing-masing 3 jam lebih. Namun overall, kemenangan ini berkat kerja keras semua pembalap tim JOTA dan kru.

Ini P1 pertama di event international yang Anda ikuti?

Betul banget. Makanya saya bilang, sangat exited. Dan, semua itu bisa diraih karena jam terbang yang telah saya jalani selama ini, skill, kesiapan fisik dan strategi tim yang jitu. 

Sebelumnya, saya capai paling tinggi P2, baik di Asian Le Mans tahun 2016 maupun di FIA F2 Championship saya pernah 3 kali menjadi juara dua yaitu di Monaco dan Austria.  

Apa arti kemenangan 2 race di sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi untuk karir balap Anda?

Ya, sebenarnya mengikuti Asian Le Mans di Dubai dan Abu Dhabi itu kan sebagai pemanasan sebelum turun di ajang WEC (World Endurance Championship) yang tentu bakal lebih ketat lagi persaingannya. Dan, bukan berarti juga Asian Le Mans tidak ketat. Dibanding tahun 2016 lalu, kali ini lebih equal kemampuan tim dan mereka juga nanti turun di WEC.

Sebagai ajang pemanasan, bagus bagi saya sekaligus untuk membangun chemistry dengan Tom Blomqvist dan Stoffel Vandoorne. Karena kalau di Asian Le Mans balapnya 4 jam, nanti di WEC minimal 6 jam dengan 3 pembalap dalam satu tim turun semua. 

Oya, bagaimana rasanya ngebut selama 3 jam lebih, full konsentrasi dan terus menerus di dalam mobil?

Wah, pas keluar dari mobil rasanya mau pingsan. Belum lagi secara saya kan tinggi, dan jok mobil balap tahu sendiri kan. Itu pantat sampai biru-biru, dan ada tanda biru-biru itu sebesar bola tenis haha...  

Kalau boleh membandingkan, Sean lebih cocok dengan Tom apa Stoffel?

Sama sih. Mereka pembalap hebat. Lebih penting adalah bagaimana menemukan chemistry, karena dalam balap ketahanan ini, tak hanya faktor mobil (mesin) melainkan juga strategi tim dan terjadi saling pengertian yang kuat diantara pembalap. So far, kami bertiga semakin padu di tim JOTA Racing.

Anda 5 tahun balap open wheeler di F2, dan mulai tahun ini di balap endurance. Apa perbedaan paling signifikan terkait keduanya?

Bedanya yang paling jelas, di ban. Di F2 karena open wheeler, ban di luar sedangkan di balap endurance ban tertutup. Tak hanya itu, bobot mobil juga berbeda. Di endurance bobot mobil mencapai 1,1 ton di F2 sekitar 800 kg. Tapi secara nyetirnya, tidak ada perubahan yang drastis, masih kepegang.

Berbeda misalnya kalau pindahnya ke Formula E atau balap Hypercar. Karena secara downforce dan traksi mobilnya berbeda.

Peluang bisa mendapatkan super lisensi terbuka jika berprestasi di ajang WEC, yang berarti masih ada kans untuk berlomba di F1. Masih obsesi ke F1?

Iyaa, saya harus realistis. Sekarang umur saya 24 mau 25 tahun. Siapa sih pembalap yang nggak ingin ke F1? Tapi kita juga harus tahu, tidak semudah itu. Ada faktor politiknya juga. Saya sudah pernah berusaha, sudah beberapa kali test mobil F1 juga. 

Sekarang, saya akan berkonsentrasi mengikuti WEC yang menurut saya tidak kalah juga secara prestise. Termasuk obsesi bisa ikutan balap ketahanan 24 jam di sirkuit Le Mans, Prancis yang sangat bersejarah. Semoga bisa saya wujudkan tahun ini.  (bs)

TERKINI
MotoGP Spanyol 2024 : Francesco Bagnaia Pimpin Skuad Ducati, Kuasai Podium Juara OnePrix Palopo 2024 : Andi Gilang dari ART Yogyakarta Juara Kelas OP1 Expert, Diwarnai Hujan Deras dan Red Flag Paguyuban Motor Si Paling Paham Gelar Halal bi Halal di Warung Solo Kemang, Simak Keseruannya Laba Bersih Astra Otoparts Tembus Rp475,0 Miliar Di Kuartal I 2024