Jelang Musprov 2022 IMI Kalsel: IMI Pusat Lamban Memverifikasi Klub, Daerah Semakin Bergejolak

Rabu, 09/02/2022 22:28 WIB

mobilinanews (Banjarbaru) - Luar biasa pengurus IMI Kalimantan Selatan ini (baca : Ketua IMI Kalsel), demi obsesi dan ambisi melanjutkan kepemimpinan 4 tahun ke depan.

Setelah menolak pembayaran iuran tahunan dan TKT (Tanda Klub Terdaftar) 34 klub yang dikoordinasi Effendi Blegur hari Senin (7/2/2022) di sekretariat IMI Kalsel, maka Effendi cs melakukan pembayaran dengan mentransfer ke rekening resmi IMI Kalsel di bank hari itu juga.

Dan esoknya (Selasa, 8 Februari 2022) Effendi kembali mendatangi sekretariat dengan membawa bukti transfer untuk ditanda tangan dan diserahkan, namun tidak dilayani alias kembali ditolak.

Bahkan kemudian yang muncul adalah "surat cinta" dari Edy Sudarmadi selaku Ketua IMI Kalsel. 

Surat dengan kop dan stempel IMI Kalsel itu intinya,

1. Pembayaran iuran dan TKT dibayarkan setelah adanya verifikasi dari IMI Pusat dengan dilampiri struktur kepengurusan.

2. Tidak adanya berkas yang diserahkan seperti dimaksud pada poin 1.

3. Permohonan TKT tidak dapat dilakukan secara kolektif, harus disampaikan langsung pengurus klub pemohon.

Selanjutnya, pengurus IMI Kalsel akan mengembalikan dana yang sudah masuk ke rek IMI Kalsel. Hormat kami, Edy Sudarmadi (Ketua).

Seperti berbalas pantun, Effendi Blegur cs pun menanggapi surat tersebut.

1. Sejak kapan klub-klub mau bayar aja diverifikasi oleh IMI, selama 6 tahun ini ngapain aja? Kan sudah jelas tiap tahun bayar dan sudah termasuk 51 klub terverikasi terakhir. Tidak ada alasan mempersulit orang bayar, jangan menghalalkan segala cara untuk mempersulit klub oposisi.

2. Tidak pernah diinformasikan ke klub apa saja yang dibutuhkan harus dilengkapi, karena selama ini tidak pernah ada yang begitu, bayar ya bayar aja. Kalau memang ada akan segera kami lengkapi. 

3. Sejak kapan pembayaran tidak boleh dilakukan secara kolektif, tidak ada dasar hukumnya karena tidak ada di AD/ART dan peraturan organisasi. Pak Edy Sudarmadi jangan lupa, dulu naik jadi Ketua IMI semua administrasi dilakukan secara kolektif. Dan lagi pula, dia juga bayar secara kolektif tahun lalu IMI Pusat.

"Jangan bikin bikin aturan sendiri. Gak ada dalam sejarah IMI, orang mau bayar iuran klub eh malah mau dibalikin. Yang ada setengah mati nagihin uang iuran tiap tahun. Itu pun ditagih pas mau Rakerprov atau Musprov. Ini klub mau bayar ditolak dan mau dikembalikan, tanpa dasar hukum yang jelas, hanya karena ingin melanggengkan kekuasaan segala cara dilakukan," ujar Effendi.

Tensi yang makin panas di IMI Kalsel jelang Musprov pada 26 Februari ini sebenarnya bisa dicegah jika IMI Pusat cepat turun tangan dengan melakukan mediasi dan persuasif.

IMI Pusat juga dinilai lamban melakukan verifikasi klub, berdampak di daerah semakin bergejolak seperti yang terjadi di IMI Kalsel saat ini.

Nasrullah selaku Direktur Organisasi yang bertugas melakukam verifikasi klub dituding sangat lambat.

Padahal jika merujuk statemen M Riyanto selaku Waketum Organisasi bahwa verifikasi dilakukan secara normatif, pekerjaan itu tidak perlu waktu berhari-hari, melainkan cukup beberapa jam saja. Diperiksa klub yang sudah memenuhi syarat ketentuan dan melakukan kewajiban pembayaran.

Lalu ngapain aja? Ini loh di daerah pada ribut, jika dibiarkan oleh IMI Pusat diprediksi eskalasinya akan semakin panas dan dikuatirkan terjadi gesekan di level grass road.

Lain cerita kalau memang ada agenda terselubung. Wallahu alam. (tim mobilinanews)

 

TERKINI
Dukung Pengembangan Pendidikan Vokasi, AHM-Wahana Makmur Sejati Buka Teaching Factory di Tangerang MMKSI Luncurkan Pajero Sport dan New Xpander Cross Limited Edition, Hanya 800 Unit di Indonesia! Hadirkan Gaya Berkelas, Vespa Rilis Vespa Primavera dan Vespa Sprint 2024 Terbaru! Cara Mudah Merawat Cat Doff Pada Kendaraan, Yuk Simak!