MotoGP 2022 Jerman: Ini Yang Diperlukan Francesco Bagnaia Agar Tetap di Jalur Perebutan Gelar

Kamis, 16/06/2022 21:34 WIB

mobilinanews (Jerman) - Tiga kali gagal finish alias DNF pada 9 seri awal MotoGP 2022 membuat situasi Francesco `Pecco` Bagnaia rawan di klasemen kejuaraan dunia 2022. Ia sadar, dua seri terdekat di GP Jerman dan Belanda jadi penentu masih layak atau tidak bertarung memperebutkan gelar.

Saat menjadi juara di GP Spanyol dan Italia, Pecco dan petinggi tim pabrikan Ducati bahagia luar biasa. Optimisme melambung. Tapi, sayang, ulah pembalap LCR Honda Takaaki Nakagami yang menubruknya selepas start GP Catalunya bikin situasi Pecco kembali ke titik mengkhawatirkan. Itu kali ketiga ia retire musim ini. Ia memang terjengkang bukan karena kesalahan sendiri, tapi akibat terburuk tetap buat dirinya.

Rider Italia yang diprioritaskan Ducati untuk mengejar gelar 2022 ini kini berada di urutan 5 klasemen sementara dengan total poin 81. Tertinggal 66 angka dari Fabio Quartararo (Yamaha) yang sejak awal musim menjadi favorit juara 2022 bersama Pecco.

"Itu selisih poin yang besar. Tak mudah dikejar dalam beberapa race. Dua balapan terdekat di Jerman dan Belanda akan menentukan peluang kami di kejuaraan dunia. Tak ada kata lain kecuali kerja keras dan fight untuk dapatkan hasil terbaik pada sesi Minggu (raceday)," kata Pecco.

Seperti sebelumnya, target utama Pecco adalah Quartararo. Ia harus finish di depan Quartararo untuk mengiris selisih poin tadi. Sebab, jika usai GP Belanda nanti selisih poinnya tak berubah signifikan maka itulah saatnya Bagnaia menyerah untuk mengejar juara dunia pembalap. Ia dan rekan setimnya, Jack Miller, saatnya putar haluan untuk fokus membidik gelar kejuaraan tim dan konstruktor.

"Saat ini Fabio dan Yamaha sangat kuat. Tapi, kami masih punya kesempatan dengan kerja keras dan berharap keberuntungan agar tak terjadi lagi insiden seperti di Catalunya," katanya.

Ironisnya, perjuangan Pecco di Sachsenring pada 17-19 Juni 2022 ini terbilang sangat tak mudah. Trek dengan 13 tikungan pendek-pendek dan trek lurus hanya 700 meter bukanlah lintasan yang cocok buat Ducati yang bertenaga besar. Dalam sejarahnya hanya sekali pabrikan Italia itu juara di sana, yakni Casey Stoner pada musim 2008.

Pecco sendiri baru sekali naik podium di Sachsenring, saat masih di level Moto2 pada 2017. Di kelas primer, prestasi terbaiknya adalah finish P5 pada tahun lalu. Karena itu Pecco dan timnya harus siap berjudi kali ini dengan setelan berbeda yang bisa bersaing dengan rival, khususnya dengan M1 milik Quartararo. Tak ada pilihan buat Pecco selain harus finish di depan Quartararo. Kalah berarti petaka di papan klasemen.

Seperti kata Pecco, tak ada cara lain kecuali gaspol untuk finish di depan Yamaha. Itu target yang logis karena Yamaha dan Quartararo pun bukan jagoan di Sachsenring. Quartararo pun hanya punya prestasi terbaik P3 di situ. (rnp)

 

TERKINI
Prediksi Bos McLaren, Kepergian Adrian Newey Awal Eksodus di Red Bull Racing, Termasuk Max Verstappen Pengunjung PEVS 2024 Tembus 40.500 Orang, Transaksi Capai Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Tandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine