Wow! Ternyata Kenaikan Harga BBM, Tak Berpengaruh pada Penjualan Motor dan Mobil!

Sabtu, 17/09/2022 03:58 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata tidak mempengaruhi penjualan produk otomotif baik mobil maupun motor. Hal in terungkap dalam diskusi Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) bertajuk "Ngovsan Dampak Kenaikan Harga BBM", Kamis (15/9/2022)

Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Kukuh Kumara mengatakan dalam perjalanan kenaikan BBM yang terjadi sebelumnya di tahun 2003, 2004 dan 2005, justru terjadi kenaikan penjualan mobil.

"Kita punya beberapa kali kenaikan BBM. Misalnya di tahun 2003 itu ada kenaikan bahan bakar, lalu 2004 dan 2005 naik lagi. Namun di sepenjang tiga tahun itu, kondisinya justru menarik karena di 2003 sampai 2005 itu penjualan otomotif naik dari 354 ribuan ke 483 ribuan dan ke 534 ribuan," kata Kukuh dalam diskusi tersebut.

Kejadian itu terulang pada tahun 2013 dan 2014, dimana terjadi lagi kenaikan harga BBM. Namun hal yang sama terjadi, diaman tidak ada penurunan penjualan otomotif, justru terjadi hal sebaliknya.

"Di tahun 2012 dan 2013, ada lagi kenaikan bahan bakar, namun disaat itu kalau kita lihat perkembangan ekonominya cukup baik yaitu 6,2 di 2012 dan 5,78 di 2013. Di dua tahun itu penjualan kendaraan bermotor juga mengalami kenaikan walaupun ada kenaikan harga BBM," bebernya.

Dari data-data historis tersebut, Kukuh meyakini kenaikan harga BBM tahun 2022 ini tidak akan berpengaruh pada penurunan penjualan mobil dan motor.

"Kita harapkan dari data-data historis itu, kenaikan BBM kali ini pun tidak berpengaruh pada kendaraan bermotor. Kenapa saya sampaikan demikian, karena disaat pertumbuhan ekonomi kita diatas 5 persen, akan memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan industri otomotif kita," tuturnya.

Program Director INDEF, Esther Sri Astuti punya penilaian yang sama. Ia mengakui kenaikan harga BBM tentu memicu kenaikan harga barang lainnya seperti bahan pangan dan lainnya.

"Kenaikan BBM pasti akan memicu kenaikan harga yang lain misalanya bahan pangan dan lainnya dan pastinya akan menimbuklkan efek multiplier karena biaya produksi akan meningkat dan menimbulakn inflasi," jelasnya.

Ia mencontohkan pada tahun 2014 saat terjadi kenaikan harga BBM, panjualan sepeda motor tetap tinggi, bahkan menembus angka 7,8 juta unit, labih tinggi dari tahun sebelumnya 2013 yang mencatat angka 7,7 juta unit.

Dari data yang ada, Esther sebagai ekonom yakin bahwa kenaikan harga BBM ini tidak memiliki korelasi yang cukup kuat dengan penurunan penjualan otomotif. Baginya, faktor yang mempengruhi penurunan penjualan motor dan mobil biasanya tejadi karena kebijakan terkait peningkatan suku bunga atau mekanisme kredit.

"Kala kebijakan moniter seperti kenaikan tingkat suku bunga, kebijakn fiskal seperti pajak dikurangi atau ditingkatkan saat pembelian motor atau mobil, atau misalanya kredit itu dipersulit mekanismenya. Hal itu yang akan membuat drop penjualan motor dan mobil. Tapi untuk kenaikan BBM sama sekali tidak berpengaruh," ujarnya.(elk)

TERKINI
Prediksi Bos McLaren, Kepergian Adrian Newey Awal Eksodus di Red Bull Racing, Termasuk Max Verstappen Pengunjung PEVS 2024 Tembus 40.500 Orang, Transaksi Capai Rp400 Miliar! Sepakat Majukan Elektrifikasi, Mobil Anak Bangsa Tandatangani MoU Dengan Perusahaan Teknologi Hingga Survei Ramaikan PEVS 2024, Kosmik Gelar EV Funrace Bersama Axial Garage dan 645Magazine