Senin, 14/11/2022 11:20 WIB
mobilinanews (Brasil) - Banjir air mata selepas garis finish. Itu yang terjadi saat George Russell menyentuh garis finish GP Brasil sebagai juara.
Kemenangan yang telah 13 tahun ia impikan dan perjuangkan. Kemenangan yang juga mengindikasikan kesiapannya tarung di level atas pada musim depan.
Pantas jika pemuda 24 tahun itu menangis histeris. Ini adalah kemenangan perdana tim Mercedes di musim 2022, sekaligus perdana buat Russell.
Ia mengaku menangis karena mengingat momen-momen perjuangan saat ia bercita-cita jadi pembalap F1 sejak main gokart pada usia 9 tahun dan mengagumi Lewis Hamilton sebagai pembalap idolanya.
Ofero Picassio, Modal RP 13 Jutaan Sudah Bisa Beli Motor Listrik Seperti Vespa 946 Dior
Peugeot Resmi Undur Diri dari Indonesia, Stellantis Pastikan Layanan Purna Jual Tetap Tersedia
Benelli Leoncino 250 Dibanderol Seharga Motor 155 Cc, Kenapa Bisa Murah, Ini Alasannya
Juga terbayang bagaimana orangtuanya mendukung keinginannya balap gokart dan setia menemaninya di sirkuit.
Dan, begitu banyak momen perjuangan lainnya. Termasuk saat gantikan Hamilton (terpapar Covid-19) di GP Sakhir 2020 dan sangat berpotensi jadi juara jika tak ada kesalahan pit crew saat proses ganti ban.
Salah satu yang berkesan tak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi keluarga besar Mercedes adalah saat Russell mengajukan diri masuk Driver Academy milik pabrikan Jerman itu, saat usianya baru 16 tahun.
Istimewa karena ia datang sendiri, lengkap dengan proposal dan mempresentasikan diri d hadapan para talent scouter Mercedes.
"Tiga belas tahun yang saat ini sepertinya sangat singkat. Saya bercita-cita ke F1 setelah menonton aksi Lewis di sirkuit. Sekarang saya berada dalam satu tim bersamanya dan bersama-sama di atas podium. Akhirnya saya meraih apa yang saya impikan," kata Russell, pembalap binaan Mercedes yang baru tahun ini masuk tim utama setelah tiga tahun disimpan pada tim Williams.
Start dari pole position dengan Hamilton di samping dan Max Verstappen (Red Bull) persis di belakangnya, Russell lakoni prosesi start dengan sempurna.
Ia berusaha tenang di depan meski dari kaca spion W13-nya terlihat berulangkali Hamilton bermanuver untuk coba menyalipnya. Sejurus kemudian ia semakin tenang karena hamilton dan Verstappen terlibat insiden sehingga keduanya mundur ke garis tengah dan belakang.
"Namun dalam 10 laps terakhir saya tertekan karena Lewis sudah berada di persis di belakang saya. Race engineer saya berkali-kali kirim informasi jarak dengan Lewis. Saya tahu persis kapasitas Lewis sebagai pembalap dan saya bolak-balik mengawasi posisinya dari kaca spion sebelum akhirnya menetapkan diri untuk fokus ke depan saja. Berusaha keras untuk semakin cepat dan tidak membuat kesalahan," kisah Russell.
Hamilton pun bangga dengan performa apik yuniornya itu dan tak perku kecewa meski gagal jadi pemenang . Finish 1-2 di Brasil, katanya, adalah buah perjuangan panjang seluruh tim sepanjang musim 2022.
"Sejak awal musim kami sangat terpuruk dengan berbagai kekurangan. Ironisnya kami tak kunjung tahu sebab dan solusinya. Ketika diperbaharui masalah sama tetap terjadi. Performa saat ini menjadi bekalpenting kami menyongsong musim depan," kata Hamilton yang sepanjang tahun ini belum sekali pun menang.
Kebanggaan sama dilayangkan Team Principal Mercedes Toto Wolff yang beberapa kali menyebut Russell sebagai driver masa depan Mercedes.
Bahkan ia menyebut Russell telat setahun masuk tim karena seharusnya ia gabung sejak tahun lalu. Finish 1-2 untuk kali pertama Mercedes dalam dua tahun terakhir disambut Wolff dengan penuh suka cita. Terlebih karena ia dan para petinggi tim dihinggapi rasa cemas tingkat tinggi pada 4 laps terakhir.
"Saat itu tim menemukan kebocoran air pada sistem pendingin mobil George. Tim memutuskan untuk tidak memberitahunya. Membiarkannya tanpa air menuju garis finish dan berharap apa saja agar bisa mendinginkan mesinnya. Syukur, ia berhasil," cerita Wolff yang memprediksi pasangan Hamilton-Russell akan kembali ke level atas kompetisi tahun depan dengan berbagai terobosan yang dilakukan tim. (rnp)