Adira Insurance Ciptakan Tata Kelola Perusahaan Lewat Penerapan Manajemen Risiko

Kamis, 21/01/2016 09:02 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Guna memiliki tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan asuransi harus menerapkan manajemen risiko yang kuat di segala aspek. Manajemen risiko merupakan komponen utama dalam rangka melindungi kepentingan stakeholders, termasuk didalamnya yaitu kepentingan Pelanggan dari berbagai risiko yang dihadapi perusahaan.

Adira Insurance telah menerapkan manajemen risiko pada berbagai kategori risiko sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 1/POJK.05/2015 yang antara lain terdiri dari risiko kepengurusan, risiko tata kelola, risiko strategi, risiko operasional, risiko aset dan liabilitas, risiko dukungan dana, serta risiko asuransi,” ujar Meryati Bandjarnahor, Chief Risk Officer Adira Insurance.

Dalam penerapan manajemen risiko pada ketujuh kategori risiko tersebut, proses yang dilakukan yaitu:
1. Mengidentifikasi berbagai risiko yang ada pada tiap kategori risiko dan unit kerja.
2. Melakukan penilaian tingkat (level) risiko dengan menganalisa dan mengukur kemungkinan kejadian (likelihood) dan dampaknya (impact) terhadap perusahaan.
3. Mengelola dan memitigasi risiko dengan berbagai teknik dan mekanisme control yang kuat agar risiko yang ada dapat dicegah dan dimitigasi dengan baik.
4. Melakukan monitoring terhadap mekanisme kontrol yang diterapkan, rencana mitigasi risiko, dan melaporkannya kepada pihak terkait yang melakukan pengawas terhadap risiko tersebut.

Berkat semua penerapan manajemen risiko tak salah kalau Adira Insurance sanggup menuai hasil kinerja memuaskan di 2015 lalu. Perolehan premi Adira Insurance mengalami kenaikan perolehan premi bruto menjadi Rp 2,2 triliun. Adapun underwriting surplus di tahun 2015 meningkat sekitar 15% dari tahun 2014 menjadi lebih dari Rp 611 miliar (data unaudited).

Masih di tahun 2015, Adira Insurance memperoleh hasil investasi lebih dari Rp 289 miliar dan laba bersih setelah pajak di tahun 2015 meningkat 9% dari tahun 2014 menjadi lebih dari Rp 426 miliar. Total aset pun mengalami kenaikan sekitar hampir 6% menjadi lebih dari Rp 4,9 triliun dan equity mengalami kenaikan sekitar 18% menjadi lebih dari  Rp 1,5 tiriliun (data unaudited).

“Seluruh langkah dan strategi penerapan manajemen risiko tersebut kami lakukan sebagai bentuk upaya perusahaan agar dapat memberikan kepastian kepada Pelanggan bahwa perusahaan akan selalu berada dalam kondisi yang prima untuk dapat memenuhi segala kewajiban kepada pelanggan.” tutup Meryati.

TERKINI
Bengkel Siaga Suzuki Jadi Andalan Pemudik: Permintaan Melesat 56% Tahun 2024 PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!