Jum'at, 01/03/2024 02:08 WIB
mobilinanews (Bahrain) - Sama-sama pakai soft tyre, Max Verstappen (Red Bull Racing) kembali keok di sesi latihan GP Bahrain, Kamis (29/2) malam waktu lokal. Kali ini, di sesi FP2, kalah telak dari rival lamanya, Lewis Hamilton (Mercedes).
Datang dengan aero kit yang berubah drastis dibandingkan winter test lalu, W15 milik Mercedes tampil trengginas dengan tercepat 1-2 lewat pasangan Hamilton dan George Russell.
Di pihak.lain, Max Verstappen yang digadang-gadang sebagai kandidat juara hanya finish P6 tercepat. Kalah pula dengan Fernando Alonso (Aston Martin), Carlos Sainz (Ferrari) dan Oscar Piastri (McLaren) di urutan 3-5.
Unggul 0,4 detik, Hamilton dan Russell menolak menyebut sukses ini adalah tanda kebangkitan Mercedes. Perlu membedah data secara detil untuk menyimpulkan faktor apa saja yang membuat mereka visa finish tercepat 1 dan 2.
Isuzu Skill Competition 2024 untuk Peningkatan Kualifikasi Layanan Digelar, Libatkan Kategori SMK!
Intip Hasil Modifikasi Honda PCX160 Karya Juara HMC Yang Jadi Inspirasi
Hadir di Indonesia Cold Chain Expo 2024, Mitsubishi Bawa `Full Support Solution` Untuk Perkuat Layanan
Tentunya juga perlu mengetahui problem sesungguhnya pada RB20 besutan tim Red Bull. Perubahan radikal pada bodywork RB20 kembali jadi bahasan menarik, terutama pada konsep sidepod yang berubah total dari versi RB19.
Sekarang RB20 justru menggunakan desain zero sidepod yang pernah dicoba Mercedes dan gagal.
Yang tampak di depan mata adalah lap times RB20 yang dalam kondisi meragukan. Saat winter test dikalahkan Ferrari, dan dalam dua sesi latihan GP Bahrain pun hanya sanggup berada di peringkat 6 tercepat.
Bicara kepada media seusai FP2, Verstappen mengaku tak merasa gundah performa sementaranya saat ini. Ia berdalih fokusnya adalah melakukan simulasi balap dengan banyak lap beruntun untuk mengantisipasi balapan sesungguhnya pada Sabtu (2/3) malam.
"Catatan waktu singke lap dan kualifikasi penting. Tapi, kami merasa long run lebih penting saat ini. Selisih waktu dengan ruval juga tidak terlalu jauh," kilah Verstappen yang di FP2 menggunakan ban berkompon lunak seperti para rivalnya.
Rekan setim verstappen, Sergio Perez, pun hanya sanggup mengakhiri latihan di posisi tercepat ke-10 di bawah Charles Leclerc (Ferrari).
Faktor lain yang menguntungkan Mercedes adalah waktu berlangsungnya FP2 pada pukul 18.00 waktu lokal, yang sama dengan waktu berlangsungnya kualifikasi dan raceday nantinya.
Dengan kemungkinan suhu udara yang sama, maka koleksi data dari FP2 sudah lebih menguntungkan Hamilton dan Russell untuk menentukan final set up W15-nya untuk.kualifikasi maupun race.
Team Peincipal Mercedes Toto Wolff tampak sumringah dengan sukses kedua pembalapnya. Setidaknya perubahan pengembangan yang berlangsung cepat sudah berada di jalur yang benar.
Seperti Hamilton dan Russell, Wolff juga tak mau buru-buru untuk memprediksi potensi skuadnya melawan RB20 dalam laga sesungguhnya.
Yang paling antusias adalah Damon Hill, juara dunia F1 1996 yang menyaksikan sukses W15 dari garasi tim Mercedes.
Pasalnya, sejak ia tahu Mercedes mengubah desain aero kit-nya ke GP Bahrain, ia langsung berkoar kalau calon juara seri pembuka musim 2024 adalah Hamilton. Bukan Verstappen.
"Saya semakin yakin dengan kata-kata saya," kata Hill.
Hamilton sendiri tak ingin bicara soal peluang meraih pole position atau juara. Jadi tercepat, katanya, sangat mengejutkan meski dalam beberapa hal teknis ia nilai masih ada sektor yang harus ditingkatkan Mercedes.
"Yang penting saat ini adalah rasa nyaman saya di kokpit W15, jauh lebih bagus dibandingkan mobil tahun lalu. Posisi yang membuat lebih leluasa di area tikungan," katanya.
Ia menambahkan masih ada beberapa temuan teknis pada W15 yang belum sepenuhnya diuji dan teruji. Sebab, tak cukup waktu untuk menguji seluruh perangkat itu saat winter test karena setiap pembalap punya waktu tes hanya setengah hari. (rn)