Pemborosan Anggaran Balap Motor PON Jawa Barat Untuk Siapa?

Kamis, 29/09/2016 00:21 WIB

mobilinanews (Tasikmalaya) – Menurut berita yang dirilis Ototrend Surabaya menyatakan  bahwa pelaksanaan balap motor PON XIX di sirkuit Bukit Puesar, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 23-25 September kemarin menghabiskan dana sekitar Rp 5 miliar.

Memang angka sebesar itu termasuk untuk pembelian 150 unit motor merek Honda Blade 125cc dan Honda Sonic 150cc, beli timing system Tag Heuer dari Perancis, perubahan desain sirkuit hingga overlay (pengaspalan ulang).

Namun yang mengagetkan, sewa sirkuit Bukit Puesar untuk pelaksanaan balap motor PON selama 3 hari itu mencapai Rp 1,5 miliar. Yang berarti rata-rata sewa sehari Rp 500 juta. Wow..!

“Biaya sekitar Rp 1,5 miliar itu sudah termasuk dengan perbaikan sirkuit dan pembenahan lainnya. Jadi ya jangan samakan dengan saat menggelar event club yang sewanya Rp 30-40 juta,” ujar sumber terpercaya seperti yang ditulis Ototrend.

Namun tetap saja sewa sirkuit yang hingga Rp 1,5 miliar tersebut sangat wah. Apalagi jika dibandingkan dengan sewa sirkuit Sentul kecil, Bogor yang notabene juga termasuk wilayah Jawa Barat, hanya puluhan rupiah saja.

“Sewa sirkuit Sentul kecil hanya Rp 25 juta kalau eventnya weekday. Kalau weekend yang tinggal nambah dikit lagi lah,” ujar Haridarma Manoppo, pengelola sirkuit Sentul kecil kepada mobilinanews.
Maka itu unsur pemborosan anggaran dari APBD Jawa Barat dan PB PON terjadi di sini.

“Padahal, kalau balap motor PON dilangsungkan di sirkuit Sentul kecil, pasti anggarannya sangat minim. Karena sirkuit sudah ready termasuk fasilitas penunjangnya. Dan tinggal sewa doang yang jumlahnya disebut Haridarma di ata. Akses sangat mudah untuk semua daerah,” ungkap A Judiarto, ketua umum Pengprov IMI DKI.

Seperti soal peralatan timing sistem yang beli dari Perancis, juga banyak dipertanyakan.  Toh yang mengoperasikannya tetap saja Faryd Sungkar. Lalu, buat apa maksain buang-buang uang untuk beli peralatan itu? Sementara di level lokal sudah ada timing sistem yang mumpuni seperti punya MBG Yogyakarta, FR dan AJ.

Bahkan event sekelas Asia seperti Asia Road Race Championship (ARRC) saja memakai timing sistem punya Faryd Sungkar. Saat berlangsung PON di Musi Banyuasin, Sumsel, justru memakai punya MBG dan fine-fine saja.

Di sisi lain, sirkuit Bukit Puesar adalah milik perorangan. Maka itu diperkirakan juga ada deal khusus dengan PB PON cabang balap motor, karena sirkuitnya telah dibikin lebih bagus.

Maka, jangan heran jika kemudian muncul pertanyaan, pemborosan anggaran cabang balap motor PON untuk siapa? Ah, tebak sendiri aja deh. (budsan)

 

TERKINI
Paguyuban Motor 4,5 Persen SiPalingPaham Turut Meriahkan The Distinguished Gentleman Ride 2024 di Jakarta: Kita Semua Sama Grup Motor Super Ugal Sunmori dan Kunjungi Warung Solo di Kemang: Parkirannya Luas Banget Bamsoet Hadiri HUT ke-6 Motor Besar Indonesia dan Resmikan Basko Auto Gallery di Jakarta Komunitas Toyota Hardtop Padang Gelar Aksi Sosial di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Membangun Sebuah Mushalla