mobilinanews (Washington) – Rencana pemindahan pabrik perakitan motor Harley-Davidson dari Milwaukee, Amerika Serikat ke Thailand (25/6), rupanya menuai kecaman dari Presiden Donald Trump.
“Harley-Davidson seharusnya tidak boleh pernah dibuat di negara lain! Pegawai dan customer mereka sudah marah soal ini,” ketus Donald Trump via akun twitter @realdonaldtrump pada Selasa (26/6).
Rencana Harley-Davidson untuk memindahkan produksi motornya ini disebabkan Uni Eropa yang mengeluarkan kebijakan tarif impor baru yang sebelumnya 31 persen menjadi 37 persen pada Jumat (22/6) terhadap pajak impor dari Amerika Serikat.
Kenaikan pajak yang dikeluarkan oleh Uni Eropa adalah konsekuensi atas penerapan pajak impor oleh Donald Trump untuk bahan baja dan alumunium dari Eropa.
“Saya Terkejut bahwa Harley-Davidson, dari semua perusahaan, akan menjadi yang pertama mengibarkan Bendera Putih,” ketus Trump.
“Saya berjuang keras untuk mereka dan pada akhirnya mereka tidak akan membayar tarif yang dijual ke Uni Eropa yang telah sangat merugikan kami dalam perdagangan, turun US$ 151 Miliar. Pajak hanya alasan Harley-Davidson – bersabarlah, ” tuding Trump di akun Twitter-nya.
Harley-Davidson menyebut dampak dari diperlakukan tarif pajak baru tersebut, dari 31 persen dan menjadi 37 persen membuat Harley-Davidson harus menyetor US$ 100 juta per tahun atau sekitar US$ 2.200 per unit sepeda motor.
“Harley-Davidson yakin kenaikan biaya yang luar biasa ini jika diteruskan ke dealer dan pelanggan ritelnya, akan memiliki dampak merugikan langsung terhadap bisnisnya di kawasan Uni Eropa,” sebut Harley-Davidson dalam sesi pengajuan Securities and Exchange Commission.
Menurut perusahaan, kondisi ini bisa mengurangi akses pelanggan ke produk Harley-Davidson dan berdampak negatif terhadap kelanjutan dealer dan bisnisnya di masa depan.
Sebelum diberlakukannya tarif pajak baru tersebut, pasar Eropa mampu menyumbang penjualan 16 persen dari total penjualan Harley-Davidson setelah pasar Amerika Serikat.
Total penjualan Harley-Davidson untuk pasar di luar Amerika Serikat mencapai 43 persen dan akan dinaikkan menjadi 50 persen.
Peluang Harley-Davidson di Eropa sangat signifikan, tetapi perlakuan berbeda yang lebih ringan untuk pabrikan motor dari Asia dan Eropa sendiri tentunya akan berdampak besar pada persaingannya.
“Sulit untuk menjalankan bisnis ketika aturan terus berubah,” sebut Craig Kennison, Industrial Analyst dari Robert W. Baird & Co. yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat.
Harley-Davidson memang berencana untuk membuka pabrik perakitan motor di Thailand pada 2018 ini, karena tarif impor untuk motor yang dirakit di Amerika Serikat mencapai 60 persen di Thailand.
Wah, semakin berat nih pajak untuk Harley-Davidson. (anto)