mobilinanews (Anyer) – Puluhan kendaraan rusak akibat bencana tsunami Selat Sunda menemui kendala kurangnya jumlah alat berat untuk proses pemindahan.
Dikutip dari Kompas, hal ini disampaikan anggota Satlantas Polres Pandeglang Brigadir Aria. Menurutnya, kurangnya alat berat membuat proses evakuasi kendaraan berjalan lambat.
Dimana saat ini hanya ada lima alat berat yang diperbantukan untuk evakuasi kendaraan. "Disini kita terbatas dari sarana prasarana terutama angkutan derek," jelas Aria kepada Kompas di lokasi evakuasi (24/12).
Aria berharap bantuan tenaga dari berbagai pihak dan penambahan alat berat agar proses evakuasi kendaraan berjalan cepat.
"Harapan kami dari kepolisian mungkin adanya bantuan dan sukarelawan untuk membantu mengevakuasi kendaraan,” tambahnya.
Menurut Aria, jalan sudah bisa dilalui karena puing-puing yang berada di tengah jalan dari ujung Labuan mengarah ke Pantai Carita sudah tidak ada reruntuhan atau sampah-sampah.
Selain itu, pihaknya juga mengalami kesulitan mencocokan kepemilikan kendaraan. Pemilik kendaraan diketahui tersebar di berbagai rumah sakit atau ada yang sudah pulang. Pihak Kepolisian juga akan mencari data pemilik mobil di Samsat terkait.
"Mungkin kita nanti kita juga harus bicarakan dulu dengan Kapolres, kita data dan kita cek di masing-masing samsatnya kalau misalkan sudah dapat nama-nama ya mungkin kita kumpulkan di suatu tempat," jelas Aria.
Merujuk data sementara dari Tim SAR gabungan hingga Senin (24/12) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
Sementara kerusakan fisik melibatkan 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak dan puluhan kendaraan rusak. (anto)