mobilinanews.com (Jawa Barat) – H+3
lebaran Idul Fitri, Sabtu (18/7), arus balik dari arah Ciamis hingga Jakarta
bisa disebut lenggang. Beberapa mobil dan motor berplat B dan D mulai bergerak
kembali dari arah Ciamis dan Tasikmalaya, meski populasinya masih kecil dan
belum sebanding dari arus mudik yang masih terjadi. Baca juga H+2 Kemacetan
Pemudik Masih Mengular di Jawa Barat.
Beberapa pemudik bersepeda motor yang bergerak meninggalkan
kampung halaman nampak masih kurang mengindahkan faktor keselamatan. Di
antaranya barang bawaan yang masih cukup banyak, membawa anak batita dan
beberapa memacu kendaraan agak tinggi. Situasi ini agak membahayakan, karena
dari arah berlawanan banyak pula mobil dan motor yang melanggar lajur jalan
akibat kemacetan akut di beberapa titik.
Berdasarkan pengalaman mobilinanews, sepanjang perjalanan
dari arah Ciamis hingga Nagreg, kecepatan mobil maksimum hanya 40 km/jam,
bahkan acap kali hanya tembus 20 km/jam. Bukan karena kemacetan, namun lebih pada
kewaspaan menghadapi pemudik baik mobil dan motor yang bandel melanggar lajur
jalur.
Selepas Nagreg, laju mobil mulai bisa dipacu tinggi, karena
lajur yang dihadapi hingga Cileunyi dibuat lajur terpisah. Beberapa kali mobil
bisa dipacu pada kecepatan 60 – 80 km/jam. Di kawasan Rancaekek, beberapa
pemudik bermobil dan motor yang mengarah ke arah Garut dan Tasikmalaya nampak
berputar balik. Nampaknya mereka mengetahui kemacetan panjang yang terjadi di
jalur selatan untuk arus mudik.
Menjelang pintu tol Cileunyi nampak antrean cukup panjang,
namun selepas itu lenggang. Mobil bisa dipacu antara 80 km/jam hingga 120
km/jam hingga kawasan Sadang. Di tol Cikampek, arus lalu lintas juga lenggang. Beberapa
kali jarum indikator kecepatan mobil bisa tembus di kecepatan 150 km/jam.
Tetap prioritaskan keselamatan selama berkendara.