mobilinanews (Sentul) – Saat ini terasa ada yang berbeda dengan keputusan IMI Pusat, terkait event balap Kejurnas yang bisa dijalankan.
Selain seluruh kejuaraan olahraga mobil ditiadakan/dibatalkan, namun masih ada yang boleh dijalankan yakni kejurnas balap motor Oneprix, kejurnas balap motor Indonesia Motorsport Series (IMS) bahkan event club Yamaha Sunday Race.
Ketiga event itu akan dilangsungkan di sirkuit Sentul gokart (Oneprix) dan sirkuit Sentul International (IMS dan Yamaha Sunday Race).
Oke, tidak perlu kita bahas soal “diskriminasi” hanya 3 event itu yang boleh dijalankan. Namun ada pihak yang kini terkejut setengah mati, siapa lagi kalau bukan Sirkuit Sentul International.
Kok, event kejurnas balap mobil ISSOM yang merupakan gawean “tuan rumah” justru juga kena pelarangan?
Padahal sebelum Rapat Pleno 3 IMI Pusat pada 30 Juni lalu, IMI telah memberi guidance kepada pemilik sirkuit dan promotor agar balapan tetap bisa dijalankan di masa pandemic (kini New Normal). Salah satu tujuannya ikut menggerakkan ekonomi seperti himbauan pemerintah. Karena balapan itu sendiri sebuah industri otomotif.
Dengan mengikuti Protokol New Normal/Covid yang telah disusun IMI Pusat setelah minta masukan stake holder (promotor, pembalap, tim, klub hingga pemilik sirkuit) oleh Jeffrey JP selaku Sekjen proposalnya tengah dijalankan kepada instansi terkait.
Instansi terkait pemerintah itu Menpora, Kementerian Pariwisata, Menkes, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19), polisi dan dinyatakan mesti mendapat izin kepala Gugus Tugas wilayah.
Merespon itu, dengan semangat 45, maka keluarlah schedule balap sirkuit Sentul 2020 versi terbaru, lengkap dari event ISSOM, Drag Fest, IMS hingga Yamaha Sunday Race dengan masing-masing serinya.
Tidak tahu persis apakah kalender event Sentul baru tersebut sudah dikoordinasikan, komunikasi serta memberi tahu kepada IMI Pusat atau belum. Eloknya, mesti ada komunikasi terkait ini antara sirkuit Sentul dan IMI Pusat.
Pasalnya, bagaimana pun juga, IMI Pusat adalah regulator balap yang sah di Indonesia.
Begitu pun Sirkuit Sentul, sebagai satu-satunya sirkuit International dan multi fungsi di Indonesia juga bagian penting tak terpisahkan dengan IMI.
Lalu, kenapa bisa event balap motor Oneprix, IMS (pengganti IRS) bisa dijalankan di sirkuit Sentul, dan juga Yamaha Sunday Race?
Jika menilik salah satu alasan A Hariono selaku Waketum Olahraga Mobil IMI Pusat meniadakan Kejurnas karena pembalapnya datang dari berbagai daerah ke suatu lokasi, itu terlalu beresiko.
Faktanya, peserta Kejurnas balap motor Oneprix dan IMS justru datang dari berbagai daerah di Indonesia, dari Samarinda (Kalimantan Timur), Makassar, Riau, Lampug, Jawa Timur, Yogyakarta, Solo, Pati, Ciamis dan lain-lain.
Coba, bandingkan dengan balap mobil ISSOM yang para pembalap maupun mekaniknya justru kebanyakan dari area Jabodetabek. Hanya satu dua saja dari luar kota.
Well, sampai di sini, sepertinya pihak Sirkuit Sentul dan IMI Pusat perlu ketemu dan duduk bareng untuk ngopi-ngopi cantik. Tapi jangan terlalu banyak orang yang datang loh dan tetap melakukan protokol kesehatan dong yaa.
“Saya pikir, ada miss ling di sini. Paling bagus, duduk bersama antara IMI Pusat dan sirkuit Sentul. Kalau sudah ketemu, dan memposisikan IMI sebagai induk organisasi bermotor di Indonesia, sedang sirkuit Sentul sebagai salah satu stake holder, berlangsung cair, saya kok percaya akan ada solusi dihasilkan,” uja Vivi Montolalu, CEO ABM Enterprise partner sirkuit Sentul sebagai penyelenggara ISSOM.
Vivi Montolalu yakin, IMI Pusat dan sirkuit Sentul itu memiliki saling keterkaitan yang tinggi, sehingga kemudian memang harus menjalin komunikasi yang intensif, masif, dan melakukan kerjasama bersifat win-win, demi kemajuan motorsport di Indonesia.
“Suka nggak suka, IMI Pusat itu sebagai regulator dan seluruh event balap di Indonesia harus atas rekomendasinya. Bukan dari yang lain. Mudah-mudahan, bisa segera duduk bersama dan menghasilkan solusi terbaik,” harap Vivi Montolalu. (bs)