mobilinanews (Amerika) - Sebuah studi baru berdasarkan penelitian Harvard telah menyimpulkan bahwa masih banyak tantangan infrastruktur pengisian daya yang harus dihadapi dalam elektrifikasi. Fasilitas pengisian daya di Amerika hanya memperoleh skor keandalan sebesar 78 persen.
Melansir Carscoops, Jumat (28/6), ada titik-titik `hitam` atau ketiadaan stasiun pengisian daya yang masih besar di Amerika dan tanpa ada alternatif akses ke titik pengisian daya umum.
Kondisi ini membuat banyak hal yang menghambat pembeli mobil baru untuk beralih ke kendaraan listrik. Sementara penjualan kendaraan listrik terus tumbuh. Walaupun beberapa bulan belakangan penjualan kendaraan listrik telah menurun signifikan.
Salah satu elemen yang telah digembar-gemborkan oleh banyak survei adalah kekhawatiran konsumen bahwa infrastruktur pengisian daya kendaraan lstrik tidak memadai. Dan menurut laporan terbaru Harvard, penilaian itu akurat.
Studi ini didasarkan pada data selama satu dekade yang menemukan bahwa stasiun pengisian daya di AS memiliki skor keandalan hanya 78 persen atau, dengan kata lain, satu dari lima pengisi daya rusak.
Penelitian ini dilakukan oleh seorang peneliti dari Harvard Business School dan menyertakan data dari lebih dari 1 juta ulasan stasiun pengisian daya oleh pengemudi EV di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
Laporan tersebut mengatakan bahwa stasiun pengisian daya EV, secara rata-rata, kurang dapat diandalkan dibandingkan pompa bensin tradisional.
Masalah lain yang diidentifikasi berpusat di sekitar jaringan pengisian daya negara yang tidak merata. Kurangnya akses ke pengisian daya yang tersedia untuk umum merupakan masalah besar bagi banyak orang.
Ia mencontohkan negara bagian seperti Washington dan Virginia yang sama sekali tidak memiliki satu pun pengisi daya EV public di seluruh wilayah.
Soal baterai, secara umum masa pakai baterai EV telah membaik, dan waktu pengisian ulang berkurang. Ini berarti bahwa kecemasan akan jangkauan dapat berdampak lebih kecil pada potensi penjualan EV. Namun, ada kecemasan lain yang mungkin dihadapi pembeli kendaraan listrik yaitu kekhawatiran saat mengisi daya.
"Bayangkan jika Anda pergi ke pom bensin tradisional dan dua dari 10 kali pompa rusak, Konsumen akan memberontak. Dan jua tidak ada yang memelihara stasiun-stasiun ini," kata peneliti utama studi tersebut, Omar Asensio.
Berkaca dari studi lain oleh J.D. Power yang melakukan jajak pendapat terhadap lebih dari 8.000 pengemudi memiliki kekhawatiran serupa seputar pengisian daya.
Mereka mengaku memang banyak stasiun pengisian daya yang tersedia di Amerika sekarang daripada sebelumnya, namun sejumlah orang mengklaim bahwa kekhawatiran atas opsi pengisian daya, akan menghalangi mereka untuk membeli kendaraan listrik. Dan itu telah tumbuh sebesar 3 persen menjadi 52 persen.