mobilinanews (Belgia) - Tak diunggulkan, ternyata Mercedes jadi tim terkuat pada race GP Belgia, Spa-Francorchamps, Minggu (28/7). Lagi-lagi finish 1-2 setelah hasil yang sama di GP Inggris lalu.
Ini kemenangan W15 ketiga musim ini, sekaligus kemenangan kedua Russell setelah sebelumnya menang di GP Austria.
Driver muda McLaren, Oscar Piastri, finish di podium ketiga. Ia tampil mengesankan. Sayang, performanya sedikit dirusak oleh kelalaian saat pitstop terakhir.
Sebaliknya dengan Russell. Ia berjudi dengan sekali pitstop saja untuk race sepanjang 44 laps. Dan, ia berhasil meski dalam 2 lap terakhir dikejar oleh Hamilton yang punya ban lebih segar.
"Hasil yang luar biasa. Hingga pagi tadi saat rapat strategi bersama tim, sama sekali tak terpikir untuk menang," ucap Russell yang memilih sendiri untuk bertarung dengan sekali pitstop karena akan memulai balapan dari urutan 6 sementara Hamilton di P4.
Dipandu tim lewat radio, Russell.mengaku sangat fokus untuk memenej bannya.
"Hasil 1-2 membuat kami bisa menikmati libur musim panas. Ini kerja keras tim, dan pada akhirnya semua ini bisa didapat ksrena tim memberikan mobil yang sangat kompetitif."
Posisi 4 dihuni Charles Leclerc (Ferrari) yang start dari posisi pole sitter. Di belakangnya menyusul Max Verstappen di P5 meski driver tim Red Bull Racing itu memulai balapan dari P11 gegara grid penalty.
Yang lebih parah adalah Sergio Perez. Start front row dari sebelah Leclerc, pembalap Meksiko itu menyudahi balapan dengan finish ke-8. Membuat posisinya semakin rawan di tim Red Bull Racing.
Akankah ia bertahan atau dipecat, tim sudah berencana ambil keputusan seusai GP Belgia ini.
Hanya meraih 10 angka di Belgia, Verstappen justru semakin solid di klasemen sementara. Dari tadinya unggul 76 poin kini naik jadi 78 atas Norris.
Bertolak belakang dengan Perez. Turun peringkat ke P8 setelah disalip duo Mercedes. Selisih poin Perez dengan Verstappen kini membengkak jadi 146.
Padahal, isunya, ada klausul dirinya bisa dipecat jika tertinggal di atas 100 poin seusai paroh pertama kompetisi 2024 yang jatuh di Belgia. Jika klausul ini benar, sangat mungkin Perez tak lagi tampak di paro kedua musim nanti.
Yang semakin panas justru klasemen konstruktor. Berkat sukses Piastri, McLaren bisa memangkas jarak dari 51 menjadi tinggal 43 poin. Ini juga jadi bahan Red Bull untuk mengevaluasi keberadaan Perez.
Tak lain karena masih tersisa 11 race di.paro kedua.
"Kami tak bisa berjalan hanya dengan satu kaki," kata Team Principal Red Bull Christian Horner sebelum ke seri Belgia, merujuk pada minimnya kontribusi Perez dalam perolehan poin.
Dan, jelang atau sepanjang libur kompetisi ini, masa depan Perez di grid F1 dipastikan bakal jadi top issue.
Pasti tak mudah buat Red Bull ambil keputusan. Masalahnya, Perez bawa duit sponsor dari Meksiko cukup signifikan.
Dan, di sisi lain, tim ini juga bakal kehilangan driver muda binaannya, Liam Lawson, yang mengancam akan pergi ke tim lain jika tahun depan tak promosi ke F1. (rn)