mobilinanews (Bogor) - Atas beberapa pembalap yang memilih balap TCR Asia Series di luar negeri, Lola Moenek selaku Deputi Olahraga Mobil IMI sekaligus Direktur Niaga Sirkuit Sentul Bogor tetap merasa bangga.
"Iya, saya tetap bangga. Karena mereka semua alumni sirkuit Sentul. Kayak Benny Santoso, hampir 20 tahun balap mobil ISSOM di sirkuit Sentul. Lalu, Umar Abdullah, Budiyanto, Ferrel Fadhil, Glenn Nirwan hingga Dypo Fitra juga pernah merajai balap di sirkuit Sentul," ungkap Lola Moenek di sirkuit Sentul belum lama ini.
Jika mereka pilih balapan di luar negeri, Lola Moenek bisa memahami itu. Apalagi kelas yang dipilih adalah TCR dengan spec tehnik homologasi FIA. Dengan kata lain, spec tekniknya di atas rata-rata balapan ISSOM.
"Kami menyadari kondisi aspal di sirkuit Sentul saat ini. Tentu mereka tidak bisa optimal balap dengan mobil TCR. Mudah-mudahan, kami dari owners, komisaris, Direktur Utama hingga Direktur segera bisa melakukan revonasi menyeluruh, sehingga sirkuit Sentul tidak hanya akan menjadi sebuah sirkuit untuk balap. Melainkan bakal menjadi kawasan lifestyle dan komersial," terang Lola Moenek.
Saat ini, ada dua plan yang tengah dijalankan. Pertama, berusaha mendapatkan investor untuk renovasi Sirkuit Sentul.
Yang kedua, yang tengah diupayakan Bamsoet selaku Ketua Umum IMI Pusat dan Ketua MPR RI, menjadikan kawasan sirkuit Sentul sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), seperti kawasan sirkuit Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kita tunggu saja, mana yang lebih cepat ya gaes. (bs)