mobilinanews (Italia) - Sejak jadi pembalap Grand Prix pada 1996, musim 2020 ini adalah musim paling buruk buat Valentino `Il Dottore` Rossi, sang legenda hidup MotoGP.
Justru pada tahun perpisahan dengan pabrikan yang membesarkannya. Ada apa dengan The Doctor?
Musim 2020 diakhiri Rossi dengan peringkat ke-15 klasemen. Peringkat terburuk sepanjang karirnya karena sebelumnya tak pernah keluar dari 10 Besar.
Bencana lain juga menimpanya sehingga 2020 lebih tepat menjadi sebuah tahun musibah yang tak patut dikenangnya.
Apa yang membuat pemegang 9 gelar dunia itu terpuruk? The Race merangkumnya dalam 6 pasal berikut:
1. COVID-19
Rossi menjadi pembalap MotoGP paling terdampak oleh Covid-19. Ia positif terpapar, membuatnya absen dalam dua serri beruntun di Aragon.
Ia kehilangan momentum vital karena tiga balapan sebelumnya di Misano, Barcelona, dan LeMans berakhir dengan status DNF alias gagal finish.
Jelang GP Eropa ia masih positif Covid-19 sehingga kurang persiapan karena harus digantikan pembalap pengganti pada sesi FP1. Akhirnya kembali DNFsaat race.
2. M1 2020
Sejak 2019 Rossi mengeluhkan akselerasi dan kinerja ban belakang motornya. Penyakit ini berlanjut ke musim 2020. Grip ban belakang justru makin payah karena tak kunjung mampu menyatu dengan karakter ban baru pasokan Michelin.
Ban itu lebih sukses diseting para teknisi tim satelit Petronas Yamaha dengan bukti masing- masing 3 kemenangan buat Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Rossi sendiri hanya sekali naik podium.
3. Perubahan Kalender
Sejumlah trek favorit The Doctor tak masuk serial 2020 seperti Mugello, Assen, Silverstone dan Philip Island. Sementara trek yang ia tak cocok macam Red Bull Ring dan Valencia justru mainkan 4 raceday.
4. Mesin
Rossi pembalap pertama yang alami kerusakan mesin saat race. Itu menimpanya di race pembuka GP Spanyol. Itu membuat Yamaha menggunakan katup mesin berbeda pada race berikutnya yang ternyata ilegal.
Sejak itu, soal mesin M1 pabrikan jadi masalah berkepanjangan, terutama soal pengaturan masa pakainya.
5. Faktor U
Ini bisa jadi perdebatan dengan fans The Doctor. Fakta bahwa Rossi sudah 41 tahun. Ia mungkin masih cepat tapi jelas tak secepat dulu. Masa jayanya sudah usai. Motorik dan refleksnya tentu berbeda, dan ini mungkin bisa diakui oleh pensiunan pembalap.
6. Pesaing
Sebagian pemain MotoGP 2020 adalah anak-anak muda usia 20-an yang pantas jadi anak atau keponakan Rossi.
Fabio Quartararo, misalnya baru berumur 20 tahun. Semua rider muda ini masih lapar prestasi dan bersedia ambil semua resiko untuk hal itu.
Di sisi lain, mayoritas mereka adalah pengagum Rossi di masa kecilnya. Kini saat balapan bareng maka ada motivasi tersendiri untuk mengalahkan sang idola.
Begitu kata The Race. Atau ada yang faktor ke-7? (rnp)