
mobilinanews (Jepang) - Normalnya, tertinggal 7 menit lebih dalam reli mobil dunia bukanlah hal mudah untuk dikejar dalam 6 Special Stage (SS). Itulah tantangan serius yang harus dijalani pereli Hyundai Thierry Neuville di Rally Jepang pada sesi Sabtu (23/11) ini.
Tapi, dalam keadaan tidak normal maka apa saja bisa terjadi. Seperti nasib Neuville yang memulai Rally Jepang dengan keuntungan hebat di klasemen kejuaraan dunia, unggul 25 poin atas satu-satunya rival tersisa yang juga rekan satu tim, Ott Tanak.
Ia hanya perlu tambahan 6 poin untuk mendapuk gelar juara dunianya kali pertama setelah berualngkali hanya sampai batas runner-up kejuaraan dunia.
Sayangnya, setelah 9 SS Rally Jepang bergulir, Neuville malah terpuruk di urutan 15 tercepat sementara Tanak mantap di peringkat pertama. Ini membuat potensi Tanak merebut gelar 2024 hidup lagi dan dalam situasi tak sesulit sebelumnya.
Tapi, dengan sistem pembagian poin yang baru diterapkan FIA pada tahun ini, setidaknya juga menguntungkan Neuvill yang pada saat artikel ini dibuat tengah berubah status dari pemimpin klasemen menjadi penantang perebutan gelar.
Kalau sebelumnya pembagian poin diberikan pada akhir lomba di hari terakhir, kini FIA mendistribusikan poin pada sesi Sabtu dan Minggu. Masing-masing terpisah. Regulasi ini dibuat FIA dengan tujuan sesama pereli tetap fight di semua stage untuk.berikan hiburan lebih kepada fans, langsung di lokasi atau penonton siaran langsungnya.
Pada akhir sesi Sabtu, 10 peserta tercepat sudah diganjar poin. Masing-masing 18, 15, 13 ,10, 8, 6, 4, 3, 2, 1.
Tapi, poin itu baru sah jika pereli bersangkutan mencapai finish pada sesi Minggu. Jika tidak finish, poinnya hangus dan diberikan kepada pereli setelahnya.
Jadi, untuk Sabtu (23/11) ini Neuville setidaknya harus masuk dari peringkat 15 ke zona poin. Bila ia bisa dapat 6 poin saja atau finish ke-6 maka untuk sementara gelar dunia sudah miliknya. Tinggal memenuhi syarat finish pada Minggu esok tanpa perlu tambahan poin.
Kalau hari ini masih gagal, kesempatan masih terbuka esok pada 5 SS terakhir yang mendistribusikan poin kepada 6 pereli tercepat. Masing-masing 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Apakah Neuville harus fight keras di hari terakhir ini sangat bergantung pada poin yang ia raih pada Sabtu ini.
Jika sampai jelang lomba berakhir posisi Neuville belum juga mendapatkan minimal poin 6, maka kesempatan terakhir diberikan pada Power Stage di SS terakhir dan disiarkan langsung ke penjuru dunia. Neuville bisa memperoleh tambahan poin dari sesi ini karena ada bonus poin untuk finisher pertama sampai 5. Masing-masing mendapat 5, 4, 3 2 dan 1.
Dari hitung-hitungan itu masih realistis untuk Neville berharap jadi juara dunia. Dengan syarat Hyundai i20N miliknya kembali kompetitif, tak lagi diserang masalah teknis seperti sesi sepanjang Jumat (22/11) kemarin.
Bagaimana kalau ia apes lagi, katakanlah gagal meraih 6 poin?
Itu sangat bergantung kepada performa Tanak. Pereli Estonia ini harus main cemerlang dan memetik setidaknya 26 poin agar menjadi juara dunia. Poin itu bisa didapat jika tercepat pada Sabtu, Minggu, dan masuk 5 Besar power stage.
Skenario itu tentu saja tak mudah bagi Tanak. Tiga pereli tim Toyota Gazoo Racing - Sebastien Ogier, Elfyn Evans dan pahlawan tuan rumah Kanamoto Katsuta bukanlah lawan yang jinak. Mereka tak akan membiarkan Tanak enak saja melenggang. Bukan untuk menolong Neuville, tapi untuk merebut gelar juara dunia konstruktor WRC 2024.
Tertinggal 15 poin dari Hyundai saat ini, Toyota masih punya kesempatan memperpanjang dominasi dan gengsi mereka di kejuaraan konstruktor. (rn)