Honda dan Nissan Berpotensi Merger, Jalan `Terjal` di Tengah Bisnis yang Terpuruk

Rabu, 18/12/2024 19:10 WIB | Wilfrid Kolo
Logo Nissan dan Honda, dua raksasa otomotif yang berpotensi merger
Logo Nissan dan Honda, dua raksasa otomotif yang berpotensi merger

mobilinanews (Tokyo) - Honda dan Nissan menuju jalan merger. Kemungkinan itu muncul setalah adanya laporan bahwa petinggi kedua raksasa otomotif itu sementara mendiskusikan kemungkinan merger.

Dengan demikian, ke depan bukan tidak mungkin, keduanya berpotensi ada dalam satu atap. Hal ini mungkin terjadi karena belakangan Nissan sementara ada dalam kondisi bisnis yang terpuruk.

Berdasarkan laporan CNN, yang mengutip Nikkei, Rabu (18/12), para petinggi kedua raksasa otomotif Jepang itu, Honda-Nissan telah melakukan pembicaraan yang berkaitan dengan usaha patungan. Namun di balik itu, ada isu kencang bahwa penyatuan keduanya bakal terjadi.

Meskipun demikian, belum ada konfirmasi resmi yang mengarah pada spekulasi tersebut, mengingat dalam pembicaraan petinggi kedua korporasi itu tidak meninggalkan rincian tentang kesepakatan kerja sama patungan atau penyatuan yang santer diisukan.

Menelusuri bergulirnya isu ini lebih jauh, Nikkei pertama kali melaporkan berita tentang kemungkinan kerja sama atau berhembusnya kabar merger pada Selasa (17/12).

Laporan itu menyebut, ada kemungkinan Maret lalu akan terjadi kemungkinan kolaborasi tersebut.

"Seperti yang diumumkan pada bulan Maret, Honda dan Nissan tengah menjajaki berbagai kemungkinan untuk kolaborasi di masa mendatang, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa kemarin.

Setelah berita tersebut merebak, pihak Honda dan Nissan hanya mennjawabnya dengan normative bahwa perkembangan terkait isu tersebut akan disampaikan jika ada perkembangan lebih lanjut.

"Jika ada informasi terbaru, kami akan memberi tahu para pemangku kepentingan kami pada waktu yang tepat," merujuk pada pernyataan pihak Honda dan Nissan.

Dari perkembangan setelah pembicaraan pada Maret lalu, ada potensi dalam mitra yang ingin dibangun. Bahwa mereka dapat memperoleh manfaat dari memperdalam hubungan mereka karena keduanya menghadapi tantangan tahun ini.

Masalah berkaitan dengan anjloknya bisnis Nissan bukan baru. Beberapa tahun lalu, Nissan juga mengalami kesulitan dalam bisnis sejak mantan CEO-nya, Carlos Ghosn, menjadi buronan. Saat itu, ia melarikan diri dari Jepang ke negara asalnya, Lebanon.

Belakangan, Ghosn ditangkap di Tokyo pada tahun 2018 atas dugaan pelanggaran keuangan, dan Nissan memecatnya. Ghosn telah berulang kali membantah tuduhan tersebut, namun hal itu telah meruntuhkan Nissan.

Pemecatan Ghosnitu mengguncang aliansi pembuat mobil yang kuat antara Nissan, Renault, dan Mitsubishi. Renault yang pernah menjadi kemitraan pembuat mobil terbesar di dunia, sejak itu secara drastis mengurangi kepemilikan sahamnya di Nissan, dan langkah itu praktis melemahkan pembuat mobil Jepang tersebut.

Nissan mengatakan bahwa pendapatan operasionalnya antara Maret dan September 2024 turun 90% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, Honda, yang kira-kira lima kali lebih besar dari Nissan, juga menghadapi tantangan. Perusahaan mengumumkan rencana untuk hanya menjual kendaraan tanpa emisi di pasar-pasar utamanya pada tahun 2040.

Namun, transisi tersebut berjalan lambat, karena harga gas yang relatif rendah, infrastruktur pengisian daya yang tidak memadai, dan meningkatnya persaingan yang telah menurunkan permintaan kendaraan listrik di Amerika Serikat dan Eropa.