Brasil Setop Visa BYD Terkait Dugaan Perbudakan di Lokasi Konstruksi

Kamis, 02/01/2025 12:30 WIB | Wilfrid Kolo
Karyawan BYD dalam sebuah perayaan pencapaian produksi mereka
Karyawan BYD dalam sebuah perayaan pencapaian produksi mereka

mobilinanews (Jakarta) - BYD membantah tuduhan dan menyalahkan kekuatan asing atas kampanye pencemaran nama baik mereka. Mereka menololak adanya anggapan bahwa ada semacam perbudakan di lokasi konstruksinya.

Penolakan ini disampaikan hanya beberapa hari setelah dilaporkan bahwa 163 pekerja Tiongkok harus menanggung kondisi seperti perbudakan di lokasi konstruksi untuk pabrik BYD di Brasil.

Dalam beberapa pemberitaan terungkap bahwa negara tersebut telah berhenti mengeluarkan visa kerja sementara untuk produsen mobil terbesar di Tiongkok sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut.

Carscoops menyebut, Kementerian Kehakiman Brasil telah mengungkapkan bahwa selain mencabut visa kerja sementara, mereka akan mencabut izin tinggal yang dikeluarkan untuk pekerja Tiongkok jika menemukan kondisi kerja seburuk yang diklaim oleh kantor kejaksaan ketenagakerjaan setempat.

Kementerian Kehakiman, dalam laporan terebut, tampaknya telah menerima peringatan tentang penyelidikan tersebut, karena sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka telah mengeluarkan permintaan kepada Kementerian Luar Negeri untuk menangguhkan visa sementara pada tanggal 20 Desember, tiga hari sebelum jaksa mengumumkan temuan mereka.

Pemerintah setempat mengklaim bahwa kontraktor Jinjiang Group, yang ditugaskan untuk membangun pabrik baru BYD di Brasil, memiliki karyawan yang bekerja dalam "kondisi seperti perbudakan."

Dikatakan bahwa staf ditempatkan di asrama padat tanpa kasur, fasilitas memasak terbatas, dan hanya ada satu toilet untuk setiap 31 pekerja. Jaksa juga mengatakan paspor 107 pekerja ditahan oleh kontraktor tersebut.

Pejabat pemerintah juga menegaskan bahwa "panci berisi makanan olahan ditemukan dibiarkan terbuka di lantai, terkena tanah, dan tanpa pendingin, untuk disajikan keesokan harinya." Dilaporkan pula bahwa 60% upah pekerja ditahan dan kemungkninan mereka akan mengalami pemutusan kontrak."

Akhir pekan lalu, pejabat dari BYD dan Jinjiang Group membantah tuduhan tersebut. Beberapa pekerja di lokasi tersebut juga ditampilkan dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial oleh Jinjiang, di mana mereka menikmati pekerjaan yang tersebut dan ingin terus bekerja di lokasi itu.

Mereka juga mengatakan bahwa perusahaan telah menahan paspor mereka untuk membantu mengajukan izin kerja sementara yang tidak dapat mereka lakukan sendiri. Menyusul pengungkapan tersebut, BYD mengatakan telah mengakhiri kontraknya dengan Jinjiang dan memindahkan pekerja ke hotel terdekat untuk sementara waktu.