mobilinanews (Jakarta) – Sebagai salah satu legenda MotoGP yang kini menjabat sebagai pembalap penguji KTM, Dani Pedrosa terus menunjukkan sikap rendah hati meski perannya begitu vital. Tidak hanya memimpin pengembangan prototipe RC16 untuk MotoGP 2025, Pedrosa juga menjadi penghubung antara pembalap dan tim pabrikan KTM.
Musim 2025 menjadi tantangan besar bagi KTM, terutama dengan bergabungnya dua pembalap baru ke tim Tech3, yaitu Enea Bastianini dan Maverick Vinales. Keduanya memiliki tugas berat untuk beradaptasi dengan karakteristik motor RC16, yang terkenal menuntut kemampuan tinggi dalam pengendalian.
Bagi Bastianini, adaptasi ini terasa semakin berat setelah insiden jatuh yang dialaminya pada sesi tes di Sirkuit Catalunya, Barcelona, November lalu. Meski demikian, Dani Pedrosa memilih untuk tidak terlalu mengintervensi atau memberi arahan langsung kepada mereka.
Pendekatan Bijak Pedrosa dalam Membimbing Pembalap
Dalam wawancara dengan MotoGP.com, Pedrosa mengungkapkan pendekatan hati-hatinya. Ia mengaku lebih memilih untuk memberikan masukan saat diminta, daripada secara langsung menggurui pembalap muda yang masih mencari kepercayaan diri mereka.
“Saya mencoba mendekati semuanya dengan sangat konservatif,” ujar Pedrosa seperti dikutip dari Motorsport. “Tentu saja saya melihat beberapa hal, tetapi setiap orang spesial dengan caranya sendiri dan punya strategi berbeda untuk berkembang. Terkadang saya menyarankan hal-hal yang bisa dilakukan dengan cara lain.”
Bagi Pedrosa, suasana di dalam tim, terutama setelah sesi latihan atau balapan, bisa menjadi cukup tegang. Oleh karena itu, ia memahami pentingnya waktu dan cara yang tepat untuk menyampaikan saran.
“Anda harus menemukan momen yang tepat. Itu juga tergantung pada hubungan. Bahkan jika pembalap lain menghormati Anda, Anda tetap membutuhkan kepercayaan mereka,” ungkapnya.
Pedrosa lebih memilih untuk mendukung para pembalap dari belakang layar dan hanya bereaksi saat diminta. “Saya mencoba melakukan pendekatan dengan cara alami. Saya menghindari memberikan saran secara aktif kecuali mereka memintanya. Setiap tim memiliki rutinitas dan proses masing-masing. Saya rasa tidak tepat untuk ikut campur terlalu banyak.”
Menciptakan Hubungan yang Erat
Pengalaman Pedrosa pada musim 2024 membuktikan keberhasilannya dalam membangun hubungan yang kuat dengan rookie Pedro Acosta, salah satu pembalap muda berbakat KTM. Hubungan ini terjalin melalui komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan.
Ia juga mengakui, dirinya lebih nyaman ketika pembalap lain datang kepadanya untuk meminta pendapat. “Terkadang mereka meminta saya untuk melakukannya. Tapi saya merasa terlalu agresif jika memberikan saran konkret tanpa diminta, meskipun saya hanya hadir di beberapa balapan tertentu,” jelasnya.
Sebagai seorang pembalap berpengalaman, Pedrosa memahami betul bagaimana tekanan tinggi di MotoGP bisa memengaruhi pembalap. Karena itu, ia berusaha menjaga keseimbangan antara memberi arahan dan membiarkan pembalap menemukan gaya mereka sendiri.
Fokus pada Pengembangan KTM dan RC16
Meski perannya sebagai mentor pembalap sangat penting, Pedrosa tetap memprioritaskan tugas utamanya, yaitu mengembangkan motor KTM RC16. Proses ini mencakup berbagai uji coba yang bertujuan meningkatkan performa motor di lintasan.
Kehadiran Pedrosa menjadi aset besar bagi KTM, terutama karena pengalamannya yang luar biasa di dunia balap motor. Namun, ia selalu memastikan bahwa perannya tidak mengambil alih dinamika tim.
“Saya ingin tetap rendah hati dan membantu jika saya bisa. Tapi saya lebih suka bereaksi saat ditanya daripada menunjuk-nunjuk apa yang harus dilakukan para pembalap,” tutup Pedrosa.
Kesimpulan: Teladan bagi Generasi Baru MotoGP
Sikap rendah hati dan bijaksana Dani Pedrosa dalam membimbing para pembalap baru KTM menjadi contoh bagaimana seorang legenda bisa tetap relevan dan berpengaruh tanpa mendominasi. Dengan pendekatan yang suportif dan menghormati pembalap lain, Pedrosa tidak hanya membantu pengembangan motor tetapi juga menciptakan atmosfer yang mendukung para pembalap untuk berkembang secara optimal.
MotoGP 2025 bukan hanya tentang persaingan di lintasan, tetapi juga tentang kolaborasi di balik layar yang seringkali menjadi kunci kesuksesan sebuah tim. Peran Pedrosa membuktikan bahwa kepemimpinan tidak selalu harus terlihat, tetapi dampaknya tetap bisa dirasakan.