
mobilinanews (Jakarta) – Norwegia kembali mencatat rekor penjualan mobil listrik yang mendominasi pasar otomotifnya. Berdasarkan data Federasi Jalan Raya Norwegia (OFV), hampir seluruh mobil baru yang terjual di negara tersebut pada tahun lalu adalah mobil listrik berbasis baterai. Dari total 128.691 kendaraan yang terjual, sebanyak 114.400 unit merupakan mobil listrik murni, atau sekitar 88,9 persen dari total penjualan mobil baru. Angka ini naik signifikan dari 82,4 persen pada tahun sebelumnya.
Meskipun mobil listrik murni mendominasi, sebagian kecil konsumen Norwegia tetap memilih kendaraan hybrid dan plug-in hybrid (PHEV). Penjualan kendaraan hybrid mencatatkan pangsa pasar 5,3 persen, sedangkan kendaraan PHEV menyumbang 2,7 persen. Sebanyak 986 unit mobil berbahan bakar bensin juga masih terjual, meskipun hanya menjadi bagian yang sangat kecil dari total penjualan.
Konsistensi konsumen Norwegia dalam memilih kendaraan ramah lingkungan membuat mobil berbahan bakar diesel dan bensin hampir sepenuhnya terpinggirkan. Namun, OFV menyatakan bahwa mempertahankan tren penjualan mobil listrik murni hingga mencapai target 100 persen pada 2025 akan menjadi tantangan besar. Mereka berharap pemerintah terus memberikan insentif berupa pembebasan pajak untuk mobil listrik guna mendukung target tersebut.
Dalam hal model kendaraan terlaris, Tesla Model Y memimpin pasar dengan penjualan sebanyak 16.858 unit, atau sekitar 13 persen dari total penjualan mobil baru di Norwegia. Tesla Model 3 berada di posisi kedua dengan 7.264 unit terjual, diikuti oleh Volvo EX30 dengan 7.229 unit. Volkswagen ID.4 berada di posisi keempat dengan 7.222 unit, sementara Toyota bZ4X menempati posisi kelima dengan 6.007 unit.
Produsen mobil asal China juga mulai menunjukkan pengaruh signifikan di pasar Norwegia. Merek-merek seperti BYD, Xpeng, dan MG berhasil mencatatkan penjualan yang cukup baik. MG, yang dimiliki oleh SAIC, berada di posisi ke-10 dengan penjualan sebanyak 4.591 unit. BYD mencatatkan 2.669 unit terjual, sementara Xpeng menjual 1.962 unit, menempatkan mereka masing-masing di peringkat ke-13 dan ke-15.
Merek-merek ini bahkan mengungguli sejumlah merek mapan seperti Peugeot, Mazda, Porsche, Kia, dan Lexus, membuktikan bahwa kendaraan listrik asal China mampu bersaing di pasar internasional.
Meski penjualan mobil listrik terus meningkat, OFV tetap pesimistis tren ini akan bertahan tanpa dukungan insentif pemerintah. Penurunan insentif pajak yang telah terjadi di beberapa negara dapat memengaruhi daya beli konsumen, sehingga langkah-langkah strategis perlu diambil untuk menjaga momentum ini.
Norwegia telah membuktikan diri sebagai pemimpin global dalam transisi ke kendaraan ramah lingkungan. Namun, perjalanan menuju 100 persen penjualan mobil listrik pada 2025 masih memerlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, produsen, dan konsumen. Dengan semakin banyaknya produsen global dan lokal yang bersaing di pasar ini, Norwegia tetap menjadi contoh utama dalam transformasi menuju mobilitas berkelanjutan.