
mobilinanews (Malaysia) - Apa saja bisa terjadi di MotoGP. Begitu kata pembalap dan pengamat untuk menggambarkan banyaknya kemungkinan tak terduga di dalam lintasan. Fabio Di Giannantonio membuktikannya di Sirkuit Sepang.
Dari 6 pembalap yang memakai Ducati Desmosedici, hanya 3 orang yang menggunakan seri terbaru Desmosedici GP25. Yakni tim pabrikan Lenovo Ducati yang dihuni duet maut Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, serta satunya buat Diggia - panggilan Giannantonio (VR46 Ducati).
Sayang ia tak bisa berlama-lama menikmati motor pabrikan yang bertahun-tahun ia idamkan. Ia harus keluar gelanggang seusai sesi tes Sepang hari pertama, Rabu (5/6).
Berawal dari rasa sukacita karena Diggia merasa nyaman dengan motor barunya. Ia tercepat ke-7 sementara Marquez dan Bagnaia berada di peringkat 2 dan 17 tercepat.
Untuk merayakan kenyamanan itu, ia melakukan aksi wheelie (mengangkat roda depan motor) di pengujung tes, saat bertolak balik menuju paddock.
Sialnya, saat menurunkan itu roda depan, kemudi motornya malah terkunci. Terbaliklah diri dan motornya. Diggia kesakitan. Saat periksa di klinik ketahuan kalau tulang selangkanya retak.
Malam harinya ia pun harus pulang ke Italia untuk perawatan lebih lanjut agar bisa bersiap mengikuti tes berikutnya di Thailand dan race pembuka di negeri yang sama.
Ini menyakitkan buat Diggia. Karena tahun lalu ia memilih tak ikut race terakhir dan tes resmi akhir tahun di Spanyol agar bisa jalani operasi cidera pada bahunya, agar bisa fit saat menjajal GP25 kali pertama di Sepang ini.
Juga menyakitkan buat Ducati. Satu unit GP25 keluar gelanggang berarti akan semakin sedikit data teknis yang bisa didapat dan dievaluasi. Tapi, itulah MotoGP, apa saja bisa terjadi.
Diggia menjadi pembalap kedua yang out dan harus pulang di Tes Sepang. Pada hari yang sama, juara dunia 2024 Jorge Martin (Aprilia) juga harus pulang duluan karena tulang tangan dan kakinya patah usai kecelakaan parah di Sepang. (r)