
mobilinanews (Jakarta) – Saat membeli mobil, banyak orang mempertimbangkan nilai jual kembali sebagai faktor penting. Namun, mana yang lebih cepat kehilangan harga: mobil listrik (EV) atau mobil bensin (ICE)? Studi terbaru dari Value My Car di Inggris mengungkap hasil yang cukup mengejutkan.
Penelitian ini membandingkan 20 model mobil yang tersedia dalam versi listrik dan bensin, lalu menghitung perbedaan harga dari saat diluncurkan hingga tahun 2025. Hasilnya? Sebagian besar kendaraan listrik mengalami depresiasi harga yang lebih besar dibandingkan dengan versi bensinnya.
Dari 20 mobil yang diteliti, 16 model EV mengalami penurunan harga lebih besar dibandingkan versi ICE-nya. Berikut beberapa contohnya:
Toyota bZ4X - kehilangan 29% nilai dibanding Toyota RAV4
Ford F-150 Lightning Lariat - turun 25,8%, lebih parah dibanding Ford F-150 standar
Audi Q8 e-tron - turun 24%, jauh lebih buruk dibanding Audi Q8 ICE
Nissan Arriya - depresiasi 19,2%
Mercedes EQE - turun 17,2%
Mercedes EQS - turun 16,5%
Ford Mustang Mach-E - kehilangan 15,9% nilai
Volvo XC40 Electric - turun 12,7%
Nissan Leaf - depresiasi 10,6%
Hyundai Kona Electric - turun 6,9%
Namun, tidak semua EV mengalami depresiasi yang lebih besar dibanding ICE. BMW i4, BMW i3, Chevrolet Blazer EV, dan Toyota bZ3 justru kehilangan nilai lebih kecil dibandingkan versi bensinnya.
Ada beberapa faktor yang membuat mobil listrik lebih cepat kehilangan nilainya:
Teknologi berkembang cepat – Baterai dan fitur EV terus berkembang, membuat model lama cepat terasa usang
Harga awal lebih mahal – Banyak EV memiliki harga yang lebih tinggi dibanding versi bensin, sehingga depresiasinya lebih terasa
Kekhawatiran soal baterai – Biaya penggantian baterai yang tinggi membuat pembeli mobil bekas lebih berhati-hati
Kurangnya insentif – Beberapa pasar mulai mengurangi subsidi untuk kendaraan listrik, menekan harga jual kembali
Meski mengalami depresiasi lebih besar, mobil listrik tetap punya keunggulan. Mereka lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan di beberapa wilayah mendapat insentif pajak.
Jadi, kalau kamu berencana membeli EV, pertimbangkan nilai jual kembalinya di masa depan. Apakah kamu tetap tertarik dengan mobil listrik setelah tahu fakta ini?