mobilinanews (Jambi) - Baru akan pulih, namun belum kembali normal, kebijakan DP 0% bikin showroom mobil bekas di Jambi mengeluh. Pelaku usaha pun terus mengintip perkembangan kebijakan itu.
Sebelumnya diketahui, Bank BI akan melonggarkan ketentuan Down Payment (DP) pembelian sepeda motor dan mobil baru menjadi paling sedikit alias menjadi 0%. Dilansir dari KOMPAS.com, pemerintah sengaja gagas aturan ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sektor otomotif.
Direncanakan berlaku mulai 1 Maret nanti hingga 31 Desember 2021. Tentunya hal ini berimbas pada pelaku usaha jual beli Mobil Bekas. Pasalnya, masyarakat akan tergiur membeli mobil baru yang relatif akan lebih murah.
Seperti yang diungkapkan Chandra, Marketing Gavin Auto, saat ditemui di kawasan Jl. HOS Cokroaminoto, Jambi.
Chandra menjelaskan hal ini akan berdampak pada usaha jual beli mobil bekas. Namun sejauh ini pihaknya belum mengetahui bagaimana kriteria mobil yang akan diperlakukan.
"Pasti berpengaruh, logikanya kalau DP nol% tentu masyarakat lebih memilih beli mobil baru kan. Nah tapi sayangnya kita belum tau gimana kriterianya," ungkap Chandra.
Kemudian ia juga menjelaskan, di sisi lain usaha jual beli kendaraan bekas sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Namun di awal tahun ini mulai merasakan pemulihan.
"Kalau tahun kemarin kita jelas rugi, mau gak mau kita jual dengan harga di bawah modal. Ya calon pembeli kan terkena dampak corona. Kalau sekarang bahasa saya sebut virus baru ini DP 0%. Baru aja mau pulih jualan menjelang Lebaran," ungkap Candra.
Mobilinanews.com mendapati hal sama pada pelaku usaha lainnya di kawasan Jalan HOS Cokroaminoto hingga Jl. Moh. Yamin di mana pelaku usaha mobil bekas memarkirkan dagangannya.
Jay, Marketing Showroom Garasi Bintang di Jl. Moh Yamin mengeluhkan kebijakan DP 0 rupiah ini akan berdampak buruk pada usahanya. Ia beranggapan ini adalah masalah baru, usai diterpa dampak ekonomi oleh Covid-19.
"Sebenarnya ini masalah baru kalau diterapkan, baru saja kita mulai merangkak naik. Kemudian kalo DP 0 persen ini diterapkan, mana ada masyarakat mau beli mobil second lagi ya kan," keluh Jay.
Sementara, itu ia juga menilai kebijakan ini berisiko pada lembaga keuangan. Bahkan juga meragukan kesediaan lembaga keuangan untuk mengurusi pembelian mobil baru dengan DP 0 persen.
Jay melihat hal ini sulit dilkukan, resiko beratnya ada pada pihak leasing. Ia mengilustrasikan, tanpa uang jaminan atau DP, ketika ada pelanggan yang tak sanggup lagi membayar cicilan, maka ketika mobil ditarik kembali oleh leasing terjadi penurunan nilai jual.
"Ya mana berani orang leasing, nanti kalau misal 6 bulan ada pelanggan yang macet lalu ditarik pasti harga jual turun kan, statusnya mobil bekas. Sementara leasing nutupin asuransinya tiap bulan rugi dong," katanya.
Menurutnya lembaga keuangan tidak akan bersedia jika pembelian tanpa uang muka di awal, rentan dengan resiko tinggi.
"Lembaga keuangan mana yang akan mau bisnisnya begitu, berisiko besar ini. Gak bakalan, kalaupun nanti di terapkan tentu pasti adalah pake uang di awal, mana berani mereka," jelas Jay.
Di sisi lain Jay juga beranggapan kebijakan ini tidak efektif, dan memprediksikan masyarakat akan berbondong-bondong membeli mobil baru, tentu lembaga keuangan juga akan lebih hati-hati.
"Mungkin pelanggan akan nyoba nih berbondong-bondong, nanti penolakan dari leasing juga pasti gede. Misal 10 yang tertarik, bisa-bisa hanya 2 yang disetujui," tutupnya. (erwin)