
mobilinanews (Thailand) - Secara keseluruhan bisa dibilang race GP Thailand 2025 di Buriram, Minggu (2/3), membosankan. Tak ada duel seperti musim lalu.
Bahwa ada yang sempat bikin penonton tersentak hanyalah situasi kala Marc Marquez (Lenovo Ducati) mendadak melambat dan melipir ke belakang motor Alex Marquezdi lap 7. Petinggi Ducati pun seperti melongo melihat hal itu. Ada apa dengan MM93?
Ya pertanyaan itu yang terus berlanjut di ajang media sosial. Terlihat sekali Marquez berlindung di belakang adiknya. Secara kecepatan ia tampak mudah jika ingin menyalip, tapi tidak dilakukan.
Demikian lama Marquez gunakan slipstream dan tiga lap sebelum balapan berakhir baru menyalip Alex. Setelah itu ngacir tak tertahankan hingga garis finish. Sukses meraih tiga predikat sekaligus di Buriram: pole sitter, juara sprint race, juara main race. Dapat maksimum poin, 37, dan sebagai pemimpin klasemen sementara kejuaraan dunia 2025.
"Kemarin saya happy, hari ini super happy. Mengawali perjalanan di Ducati seperti ini sungguh luar biasa," kata pemegang 6 gelar MotoGP bersama tim Honda itu.
Ia tak menjawab saat ditanya untuk apa ia tiba-tiba ngumpet ke belakang Alex.
Sejauh ini semuanya baru dugaan. Seperti digaungkan komentator saat siaran langsung maupun para mantan pembalap lewat media sosial, aksi Marquez itu jelas berkaitan dengan masalah ban.
Ada yang bilang tekanan anginnya yang menurun, ada yang bilang belum dapat suhu ideal. Tapi, analisa itu lantas jadi tanda tanya baru karena berlangsung selama 16 laps. Terlalu lama jika hanya untuk memanaskan ban atau menetrailisir tekanan angin.
Alex, si adik yang selama 7 lap awal berada di belakang Marc pun memberikan dugaannya karena sesungguhnya ia juga kaget melihat manuver abangnya. Masalah itu, katanya, berkaitan dengan performa ban belakang Marquez.
"Saya pikir ia ingin menghemat ban belakangnya, dengan tidak memberi tekanan terlalu banyak," kata Alex yang sempat berpikir punya kans menjadi juara saat berada di belakang Marc lantaran merasa bisa nge-push 0,1 atau 0,2 detik lagi.
Menurut Alex, dengan taktik slipstream itu Marc bisa menghemat energi pada rem maupun performa ban serta terlindung dari tekanan angin dari depan. Dan, itu lazim dilakukan pembalap untuk berada di belakang pembalap lain pada situasi tertentu.
Alex tak menyebut seperti apa kondisi ban belakang Marquez saat berada di depannya. Tapi, ia sadar hal itu dilakukan abangnya untuk merawat kinerja ban belakang itu.
"Ia menghemat energi, sementara saya di depan harus memaksimalkan semua energi yang ada," ucap Alex yang kemudian begitu mudah disalip Marquez dan tiba di garis finish dengan marjin lebih dari 1,7 detik.
Dengan pemaparan Alex maka sesungguhnya apa yang dilakukan Marquez adalah hal yang biasa saja dalam balapan. Karena itu ada pula yang menduga itu adalah kesengajaan Marquez yang seorang pembalap penghibur untuk bikin sedikit drama dan ketegangan. Agar tak tampak terlampau dominan.
Dan, belakangan hal itu dibantah Marquez. Ia akui kejadian di lap ke-7 itu benar berawal dari peringatan pada tekanan angin ban. Bukan ban belakang tapi ban depan yang turun. Ia menjelaskan mengapa butuh 16 laps sembunyi di belakang Alex tak lain karena menghindari penalti di akhir balapan. Sesuai regulasi, tekanan angin tak boleh di bawah 1,8 bar usai lomba. Jika melanggar kena penalti 16 detik.
"Saya hanya punya waktu 3 laps untuk mengatasinya dan karena itu saya menyalip pada 3 lap sebelum berakhir."
Ia menambahkan sering sekali mengubah strategi di tengah balapan. Bahkan mengubah riding style untuk kondisi tertentu.
"Saya pembalap baru dalam tim ini. Mereka perlu tahu kebiasaan saya," tuntasnya. (r)