Prabowo Tetapkan Hanya 4 PSN Jalan Tol dalam RPJMN 2025-2029, 28 Proyek Jokowi Dicoret

Rabu, 05/03/2025 09:10 WIB | Ade Nugroho
Prabowo Tetapkan Hanya 4 PSN Jalan Tol dalam RPJMN 2025-2029, 28 Proyek Jokowi Dicoret
Prabowo Tetapkan Hanya 4 PSN Jalan Tol dalam RPJMN 2025-2029, 28 Proyek Jokowi Dicoret

mobilinanews (Jakarta) – Presiden terpilih Prabowo Subianto secara resmi merilis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Dalam dokumen penting tersebut, terdapat 77 proyek strategis nasional (PSN) yang akan dilanjutkan. Namun, yang menarik perhatian adalah keputusan Prabowo dalam sektor konektivitas, khususnya pembangunan jalan tol, yang mengalami penyusutan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.

Jika pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) terdapat 32 proyek jalan tol berstatus PSN yang belum rampung dan siap diwariskan, Prabowo hanya menetapkan empat proyek saja dalam daftar RPJMN 2025-2029. Hal ini berarti sebanyak 28 proyek jalan tol dari era Jokowi kehilangan status PSN-nya.

Empat Proyek Jalan Tol yang Tetap Berstatus PSN

Berikut adalah empat proyek jalan tol yang masih masuk dalam daftar PSN di era Prabowo:

Pembangunan jalan tol terintegrasi dengan utilitas di Sumatra

Jalan Tol Serang – Panimbang (Banten)

Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Jawa Timur)

Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban (Jawa Barat)

Keputusan ini mengindikasikan bahwa pemerintahan Prabowo akan lebih selektif dalam meneruskan proyek infrastruktur yang dianggap memiliki urgensi dan dampak besar terhadap konektivitas nasional.

28 Proyek Jalan Tol Jokowi Dicoret dari Status PSN

Berdasarkan data indikatif dalam RPJMN terbaru, sebanyak 28 proyek jalan tol yang sebelumnya diwacanakan akan berlanjut di era Prabowo ternyata dicoret dari daftar PSN. Berikut daftar lengkapnya:

Jalan Tol Bogor Ring Road (termasuk Caringin - Salabenda)

Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat - Tarutung - Sibolga

Ngawi - Kertosono - Kediri (terutama ruas Kertosono - Kediri)

Ciawi - Sukabumi - Ciranjang - Padalarang

Depok - Antasari (termasuk Bojonggede - Salabenda)

Bekasi - Cawang - Kampung Melayu

Serpong - Balaraja

Semanan - Sunter

Sunter - Pulo Gebang

Duri Pulo - Kampung Melayu

Kemayoran - Kampung Melayu

Ulujami - Tanah Abang

Pasar Minggu - Casablanca

Krian - Legundi - Bunder - Manyar

Jakarta Cikampek II Selatan

Solo - Yogyakarta - Kulonprogo

Semarang - Demak

Binjai - Langsa

Bukittinggi - Padang Panjang - Lubuk Alung - Padang

Pekanbaru - Bangkinang - Payakumbuh - Bukittinggi

Yogyakarta - Bawen

Betung (Sp. Sekayu) - Tempino - Jambi

Jambi - Rengat

Rengat - Pekanbaru

Simpang Indralaya - Muara Enim

Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu

Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Target penyelesaian tahun 2024 ruas Tol Gedebage - Tasikmalaya)

Gilimanuk - Negara - Pekutatan - Soka - Mengwi

Masih Bisa Berubah? Evaluasi Daftar PSN di Era Prabowo

Dalam RPJMN, pemerintah menegaskan bahwa daftar PSN ini masih bersifat indikatif. Artinya, proyek-proyek tersebut masih bisa berubah atau bertambah berdasarkan evaluasi lanjutan. Evaluasi ini akan mempertimbangkan proyek yang belum selesai dari pemerintahan sebelumnya serta proyek baru yang memenuhi kriteria strategis sesuai regulasi yang berlaku.

“Daftar proyek strategis nasional tersebut merupakan daftar indikatif yang dapat diubah atau ditambah berdasarkan evaluasi atas proyek-proyek strategis nasional yang telah ditetapkan sebelumnya dan di-carry over. Berdasarkan penilaian atas proyek-proyek baru yang memenuhi kriteria sesuai peraturan yang berlaku,” demikian bunyi RPJMN.

Dampak Pengurangan PSN Tol terhadap Infrastruktur Nasional

Keputusan Prabowo untuk hanya melanjutkan empat proyek jalan tol dalam PSN tentu menimbulkan pertanyaan besar. Banyak proyek yang sebelumnya dianggap strategis untuk mendukung konektivitas nasional kini tidak lagi mendapatkan prioritas utama. Hal ini bisa berdampak pada kelanjutan pembangunan di beberapa wilayah yang mengandalkan proyek infrastruktur tersebut untuk pertumbuhan ekonomi lokal.

Namun, di sisi lain, langkah ini juga bisa diartikan sebagai strategi untuk lebih fokus pada proyek-proyek yang benar-benar memiliki urgensi tinggi dan bisa segera diselesaikan. Pemerintahan Prabowo tampaknya ingin menghindari penumpukan proyek yang mangkrak dan lebih mengutamakan efektivitas dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Kesimpulan

Dengan hanya empat proyek jalan tol yang tetap berstatus PSN dalam RPJMN 2025-2029, terlihat bahwa pemerintahan Prabowo akan lebih selektif dalam meneruskan proyek infrastruktur. Sebanyak 28 proyek jalan tol dari era Jokowi tidak lagi mendapatkan status PSN, meskipun daftar ini masih bisa berubah berdasarkan evaluasi lanjutan.

Ke depan, publik akan menantikan bagaimana strategi infrastruktur Prabowo benar-benar diterapkan dalam lima tahun mendatang. Apakah proyek yang dicoret akan tetap dilanjutkan dengan mekanisme pendanaan lain, atau justru benar-benar dihentikan? Semua masih menjadi tanda tanya besar yang hanya bisa terjawab dalam implementasi nyata kebijakan pembangunan di era pemerintahan baru.