mobilinanews (Jakarta) - Debt Collector jalanan atau lebih dikenal Matel (Mata Elang) adalah pekerjaan dengan resiko tinggi namun tetap dilakoni. Pola kerja yang diterapkan Matel selalu menyasar jalanan ibukota yang rentan kemacetan.
Di tengah kemacetan itu jika ditemui motor yang diincar melintas, langsung dicegat kelompok Matel yang biasa terdiri 3- 4 orang dalam satu kelompoknya.
"Kami sudah memegang data para kreditur macet. Jika kami temui langsung distop sambil memperlihatkan data dari perusahaan leasing (pembiayaan). Untuk satu motor yang kami dapati, mendapatkan komisi sekitar Rp 1 juta yang dibagi rata ke tim yang bertugas,” ungkap Aris -- sebut saja begitu – yang pernah menjadi Martel kepada mobilinanews.
Terkesan besar jika dilihat komisi per motor. Namun jika dibagi rata, paling hanya mendapatkan Rp 250 ribu namun dengan resiko nyawa bisa melayang sewaktu-waktu.
Dijelaskannya, tidak jarang saat beraksi Matel justru diteriaki maling dan siap jadi bulan-bulanan massa. Bahkan ada juga yang sampai tewas karena dimassa.
Progress pendapatan pun terbilang minim jika dibandingkan dengan resikonya. Padahal dalam dua bulan, paling hanya mendapatkan 4 sampai 5 motor dari ribuan motor bermasalah yang beredar di jalanan.
Apakah Matel juga melakukan aksi yang sama untuk mengambil tindakan kepada pemilik mobil cicilan?