mobilinanews (China) - Phase kualifikasi GP China dilalui RB21 besutan Max Verstappen dengan positif, front row. Dua sesi balapan, sprint dan main race, masih tanda tanya seberapa maju pengembangan RB21 dibandingkan pendahulunya, RB20.
Hasil keseluruhan di Sirkuit Shanghai pekan ini akan menjadi parameter tim Red Bull Racing (RBR) untuk menatap daya kompetisi RB21. Untuk semakin presisi menetapkan kelebihan dan kekurangannya dibandingkan tim pesaing macam McLaren, Ferrari dan Mercedes.
Selanjutnya dari berbagai data teknis itu tim akan mengetahui pengembangan teknis yang dibutuhkan agar Max Verstappen punya peluang meraih gelar juara tahun ini, gelar kelima berturut sejak 2021. Satu-satunya pembalap yang bisa meraih 5 gelar secara berturut sejauh ini adalah Michael Schumacher di Ferrari pada musim 2000 sampai 2004.
Proses itu penting bagi RBR di awal musim karena persaingan tahun ini diperkirakan lebih sengit dari musim sebelumnya.
Terlebih karena RBR bukan lagi tim yang diunggulkan sejak performa RB20 melemah sepanjang paro kedua kompetisi 2024 lalu. Seiring dengan progres Ferrari, McLaren dan Mercedes uang sudah mulai tampil dalam rivalitas papan atas.
Saat tes pra musim di Bahraian silam, performa RB21 jauh dari harapan. Itu mobil pertama RBR dalam dekade ini yang tanpa sentuhan desainer kondang Adrian Newey yang pindah ke tim Aston Martin.
Direktur Teknik Pierre Wache mengakui segala sesuatunya berjalan tidak seperti diharapkan.
"Positifnya, kami mengetahui hal itu saat testing. Bukan ketika kompetisi sudah bergulir," kata pejabat pengganti Newey itu.
Dengan sisa waktu yang sempit, Wache mengerahkan seluruh krunya untuk membenahi RB21 sebelum seri pembuka kompetisi di GP Australia.
Hasilnya, Verstappen Masuk 3 besar kualifikasi dan finish runner up di belakang juara Lando Norris (McLaren). Tapi hasil ini sama sekali tak dipakai RBR untuk mengevaluasi kinerja RB21 secara total.
Alasan pertama karena race berlangsung saat hujan. Yang kedua karena Sirkuit Albert Park di Melbourne bukanlah trek yang bersahabat dengan RBR. Dalam 20 tahun terakhir, misalnya, Red Bull hanya bisa 2 kali menang di sana.
"Karena itu Shanghai menjadi tempat yang tepat untuk menguji RB21. Dimana kekurangan dan kelebihannya, dan bagaimana level persaingan dengan tim lain," kata Team Principal Red Bull Christian Horner.
Ya, Shanghai akan jadi barometer untuk menganalisa level persaingan tahun ini. Tim mana yang akan bersaing reguler dan siapa saja yang berpotensi menyulitkan Verstappen meraih gelar.
Pilihan Horner memilih Shanghai sebagai rujukan sepertinya sudah tepat. Terbukti dengan munculnya Ferrari dan Lewis Hamilton sebagai peraih pole sitter untuk sesi sprint race. Padahal, tadinya yang ditakuti adalah McLaren yang juara di Australia. Bukan Ferrari yang hanya finish P8 dan 10 di Australia.
Pada sprint race Sabtu (23/3) pagi ini, RB21 akan bertarung di baris depan melawan Ferrari SF25 dan McLaren MCL39. Meski hanya berjarak 100 Km, sesi ini akan memberi gambaran lebih gamblang buat Horner dan Wache untuk menilai seberapa kompetitif Verstappen menghadapi main race pada Minggu (23/3) dan balapan-balapan selanjutnya musim 2025 ini. (r)