
mobilinanews (AS) - Seperti di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Marc Marquez adalah raja di Circuit of Texas America (COTA) tempat GP AS dihelat pekan ini.
Ia penguasa di dua sirkuit berkarakter anticlockwise dan dominan tikungan kiri itu. Akhir pekan ini ia kembali ke negeri koboy, Texas, itu. Adakah yang bisa menembaknya?
MM93 mencetak pole position dan kemenangan pertamanya di MotoGP 1993 di COTA, di musim pertamanya di kelas primer bersama Honda.
Setelah itu ia juara 6 kali beruntun sampai 2018. Baru terhenti pada 2019 akibat jatuh dan DNF, membuat rider Suzuki Alex Rins sukses mencuri gelar juara.
Pada 2020 tak ada race di Texas karena bencana Covid19 dan Marquez juga alami cidera parah dan panjang usai celaka di awal musim, GP Spanyol.
Ia kembali jadi penguasa di musim 2021. Ini kali terakhir kemenangannya di Austin. Pada 2022 hanya finish P6, 2023 tak ikut balapan karena cidera dan tahun lalu di atas Ducati Desmosedici GP23 pensiun dini gegara jatuh di lintasan.
Terpuruk pada musim 2022 dan 2023, yang sukses mencuri kemenangan di Austin adalah Enea Bastianini (Gresini Ducati/2022) dan Alex Rins yang kali ini bersama Honda pada 2023.
Tahun lalu Marquez menjalani debutnya bersama Gresini Ducati dan gagal finish. Juara akhirnya jatuh kepada Maverick Vinales (Aprilia).
Jadi, hanya tiga pembalap itu yang mencoreng reputasi Marquez di Austin. Tapi, untuk musim ini ketiganya tergolong berat untuk mengulangi keberuntungan di sana meski kesempatan selalu ada sekecil apa pun. Bastianini dan Vinales sudah pindah ke tim KTM sementara Rins berada di kubu Yamaha.
Pada musim 2025 ini, Marquez kembali ke sana bersama tim pabrikan Ducati. Tengah on fire berkat sukses ganda di GP Thailand dan Argentina dengan memborong semua gelar juara sprint race dan balap utama.
Karena itu sangatlah wajar ia menjadi favorit untuk meraih gelar ke-7-nya di Austin pada raceday Minggu (30/3). Tentu saja juga berpotensi juara sprint race sesi Sabtu (29/3).
Di atas Ducati Desmosedici GP25 saat ini, Marquez mengaku seperti terlahir kembali seperti masa jayanya bersama Honda.
"Saya selalu bergairah kembali ke Texas. Mari kita lihat apa yang bisa saya lakukan," katanya.
Satu-satunya yang jadi ujian MM93 di Austin adalah stamina. Tak lain karena lay out trek Austin yang panjang dan berliku seperti ular sangat menguras stamina, dengan cepat berganti posisi tubuh karena tikungan yang sambung-menyambung. Dalam usia 32 tahun saat ini, bisa jadi kelincahannya berkurang dibandingkan masa jayanya bersama Honda.
Jika nantinya ia terkendala dalam raceday, maka yang berpeluang menggantikannya sebagai juara adalah Alex Marquez (Gresini Ducati) dan rekan setim Marquez di Ducati, Francesco Bagnaia. Mereka yang bisa menembak Marquez karena punya peluru yang nyaris sama dengan punya Marquez.
Dan, jika KTM RC16 besutan Pedro Acosta menemukan set up yang matang di Austin bukan tak mungkin pembalap belia ini juga siap jadi penembak jitu. Modalnya adalah kepercayaan diri setelah finish P2 pada tahun lalu. (r)