F1 2025: Waduh, Indonesia Ditinggal Thailand! Balap F1 Bakal Digelar di Tengah Kota Bangkok

Jum'at, 04/04/2025 11:47 WIB | Rulin purba
Pembalap tim Williams Alex Albon saat diterima PM Thailand Paetongtarn Shinawatra. (Foto: alexalbon-autosport)
Pembalap tim Williams Alex Albon saat diterima PM Thailand Paetongtarn Shinawatra. (Foto: alexalbon-autosport)

mobilinanews (Thailand) - Tak banyak gembar-gembor, negeri tetangga Thailand sudah berancang-ancang menggelar balap F1 di masa mendatang. Pakai sirkuit jalanan di tengah kota Bangkok.

Belum pasti, karena belum resmi tanda tangan antara Liberty Media dengan pemerintah Thailand (catatan: pemerintah, bukan swasta). 

Tapi, keseriusan proyek mercu suar itu ditandai oleh kunjungan Stefano Domenicali dan gelar rapat dengan PM Thailand Paetongtarn Shinawatra. Domenicali adalah CEO F1 yang juga petinggi Liberty Media selaku promotor dan penguasa hak komersial di gelanggang F1. Ia berkunjung seusai GP Australia lalu.

Berikutnya, pembalap tim Williams berdarah Thailand - Inggris, Alex Albon, singgah di negeri leluhurnya dalam perjalanan.menuju seri GP Jepang. Rekan satu tim Carlos Sainz itu rupanya bertemu dan bicara dengan Domenicali saat GP China pekan lalu. Albon juga bertemu dengan Perdana Menteri Thailand.

"Saya datang untuk membantu apa saja yang bisa dilakukan," tegas Albon, pembalap binaan Red Bull yang sempat setahun menjadi rekan setim Max Verstappen di Red Bull Racing.

Albon mengaku melihat dan mencermati konsep penyelenggaraan yang disiapkan untuk balap jalanan dengan lay out sirkuit di tengah ibukota Thailand, Bangkok.

"Memang belum ada yang final, tapi saya melihat pemerintah sangat serius pada proyek ini. Saat ini Thailand punya MotoGP yang disambut sangat antusias dan menumbuhkan penggemar baru. Saya yakin F1 akan sama, akan bertumbuh dengan bagus."

Obsesi Thailand menghelat F1 sudah bergejolak di masa pemerintahan sebelumnya di bawah pimpinan PM Srettha Thavisin. Rakyat Thailand bersyukur gagasan itu diteruskan oleh PM berikutnya. 

Sudah sejak lama FIA dan F1 ingin menambah kalender F1 di wilayah Asia Tenggara setelah Malaysia undur diri. Saat ini hanya Singapura yang masuk jadwal rutin.

Indonesia sendiri sudah mengajukan diri sebagai tuan rumah F1 pada dekade 1990-an seusai Sirkuit Sentul sukses menjadi tuan rumah A-1 Grand Prix, yakni balap single seater antar negara yang diplot FIA sebagai ajang balap dengan grade 1 kelas di bawah F1. Salah satu alumnus serial balap ini adalah Nico Hulkenberg (yang juara di Sentul di tengah hujan lebat) dan hingga tahun ini masih eksis sebagai pembalap regular F1).

Pada 1997 sebenarnya Indonesia sudah resmi masuk kalender sementara F1 1998. Tapi, gagal masuk kalender tetap karena beberapa faktor teknis dan finansial. Salah satunya adalah keseriusan pemerintah saat itu. Dalam wawancara khusus awak mobilinanews.com dengan promotor Bernie Ecclestone di GP Australia 1997, sang supremo F1 itu menegaskan hanya akan melakukan deal resmi dengan pemerintah. Bukan swasta. Soal mengapa, akan terlalu panjang jika dibahas di sini.

Belakangan muncul beberapa wacana untuk menghadirkan F1 di negeri tercinta ini dengan membangun sirkuit F1 modern yang sesuai dengan homologasi FIA karena trek Sentul yang jadul tak lagi sesuai dengan perkembangan  F1.

Tapi, ya begitulah, pembangunan sirkuit itu hanya wacana dan lantas menguap begitu saja.

Sepertinya Ecclestone benar, harus pemerintah yang turun tangan dan itu baru saja ditunjukkan Thailand. Konsep F1 sebagai ajang balap hiburan dan terkait langsung dengan parawisata memang sudah menunjukkan  hasil dengan efek sebarnya ke berbagai sektor industri.

Efek sebar itulah yang menjadi keuntungan sebagai tuan rumah F1. Salah satunya yang tak bisa dihitung dengan duit adalah siaran langsung ke seratusan negara, saat sekitar 2 jam nama sebuah negara nge-branding di depan mata ratusan juta mata di seluruh dunia.

Jadi, kata Ecclestone, jangan berharap biaya penyelenggaraan F1 tertutup oleh tiket penonton (satu-satunya uang pemasukan tuan rumah karena aspek komersial lainnya sudah milik promotor). Dan, itu hanya akan mulus jika ditangani pemerintah.

Ayo, Indonesia, bangkitlah jika masih ada cita-cita menggelar F1! Jangan sampai Vietnam juga ikut menyalip lho! (r)