Tarif Impor Trump Jadi Sandungan Ekspor Komponen Otomotif SMSM ke AS, Strategi Baru Siap Disiapkan

Kamis, 10/04/2025 10:10 WIB | Ade Nugroho
Tarif Impor Trump Jadi Sandungan Ekspor Komponen Otomotif SMSM ke AS, Strategi Baru Siap Disiapkan
Tarif Impor Trump Jadi Sandungan Ekspor Komponen Otomotif SMSM ke AS, Strategi Baru Siap Disiapkan

mobilinanews (Jakarta) - Industri otomotif Indonesia kembali menghadapi tantangan dari kebijakan luar negeri. Kali ini datang dari Negeri Paman Sam lewat kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk dari Indonesia. Dampaknya langsung dirasakan oleh emiten komponen otomotif Tanah Air yaitu PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yang selama ini cukup aktif mengekspor produknya ke pasar Amerika Serikat

Dalam keterangannya, Wakil Presiden Direktur SMSM, Ang Andri Pribadi, mengakui kebijakan ini bukan sekadar kabar angin tapi sudah mulai memengaruhi pergerakan bisnis mereka terutama ekspor ke AS. “Amerika Serikat adalah salah satu tujuan ekspor utama SMSM dengan kontribusi sekitar 9,8 persen dari total penjualan konsolidasi pada tahun 2024,” ujarnya Selasa (8/4)

Jika ditarik dari total penjualan bersih SMSM sepanjang 2024 yang mencapai Rp5,16 triliun, maka nilai ekspor ke AS mencapai Rp506,16 miliar. Angka ini tentu tidak kecil dan menjadi bagian vital dari kinerja ekspor perusahaan. Sementara itu laba bersih SMSM tercatat sebesar Rp1,02 triliun atau tumbuh 8,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap mencatatkan kinerja positif meski tekanan mulai terasa

Tarif 25 Persen dari Trump Bikin Gelisah

Selain tarif umum 32 persen, Andri juga menambahkan bahwa khusus untuk komponen otomotif, AS mengeluarkan regulasi baru yang diberlakukan pada 26 Maret 2025 bertajuk Adjusting Imports of Automobiles and Automobile Parts Into The United States. Regulasi ini menyatakan bahwa barang-barang yang masuk ke dalam kategori komponen kendaraan akan dikenakan tarif tambahan sebesar 25 persen

Kebijakan ini disebut Andri sebagai masalah global bukan hanya masalah Indonesia karena juga menimpa negara mitra dagang lain. Namun tetap saja untuk perusahaan dengan jejak ekspor ke AS seperti SMSM langkah strategis perlu segera diambil

Konsultasi dengan Otoritas AS Sedang Berjalan

Saat ini SMSM dan para pembelinya di AS masih dalam tahap konsultasi intensif dengan otoritas US Customs and Border Protection (CBP) guna memahami dan menyesuaikan aturan main yang baru. "Kami dan konsumen kami sedang mempelajari semua aturan terkait secara seksama dan berharap dapat mengatur ulang strategi ekspor bila memang diperlukan," ungkap Andri

Langkah ini menjadi krusial mengingat potensi penyesuaian kontrak dagang dan logistik yang bisa berdampak langsung pada volume pengiriman serta margin keuntungan

Pabrik Besar dan Pasar Global Tetap Jadi Andalan

Meski mendapat tekanan dari pasar AS SMSM tetap memiliki pijakan kuat di negara lain. Produk-produk mereka telah terdaftar di 130 negara di seluruh dunia. Negara-negara seperti Australia Malaysia Thailand Jepang Prancis Singapura Belgia dan Jerman juga menjadi bagian penting dari jaringan ekspor SMSM

Dari sisi produksi SMSM punya kapasitas besar untuk menopang pasar global. Pabrik radiator mereka berlokasi di Kapuk Jakarta Utara dengan kapasitas mencapai 1,95 juta unit per tahun. Sementara pabrik filter di Tangerang memproduksi hingga 96 juta unit filter per tahun

Produk andalan mereka seperti filter oli merek Sakura, filter udara ADR, serta komponen pendukung lain seperti dump hoist coolant dan brake parts, menjadi tulang punggung ekspor dan permintaan dari pasar luar negeri

Jadi Ujian Ketahanan dan Kelincahan Strategi

Kondisi yang dihadapi SMSM saat ini menjadi ujian nyata bagi daya tahan industri otomotif Indonesia dalam menghadapi gejolak kebijakan global. Tantangan tarif dari Presiden Trump menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan nasional perlu memiliki strategi ekspor yang luwes dan pasar yang lebih terdiversifikasi agar tidak terlalu tergantung pada satu negara tujuan

Meski tekanan mulai terasa dari kebijakan AS SMSM masih menunjukkan tanda-tanda optimisme lewat pendekatan kolaboratif dengan mitra dagang dan otoritas regulasi. Kombinasi antara kapasitas produksi yang besar diversifikasi pasar dan kekuatan merek global diyakini akan menjadi bekal kuat untuk menavigasi tantangan ini